Ada satu cerita unik lainnya yang terjadi pada tahun 1982, Kasim disebut mendapatkan penghargaan Kalpataru dari pemerintah untuk jasa-jasa membangun masyarakat desa dengan wawasan lingkungan hidup.
Namun, bukan Kasim namanya jika tidak membuat orang banyak geleng-geleng kepala.
Penghargaan tersebut bagi Kasim bukanlah suatu hal yang berarti jika dibandingkan dengan ilmu yang bisa ia berikan untuk masyarakat Waimital, ia meninggalkan penghargaan Kalpataru tersebut begitu saja di bawah kursi, hingga akhirnya ada seseorang yang mengantarkan penghargaan tersebut ke rumahnya.
Baru beberapa tahun setelahnya, barulah Kasim menerima tawaran sebagai seorang dosen di Universitas Syiah Kuala, Aceh. Meski begitu, dirinya diketahui tetap memiliki kecondongan mengabdi kepada para petani. Kasim kemudian pensiun sebagai seorang dosen pada tahun 1994.
Berkat ketangguhannya yang menginspirasi, perjalanan hidup Kasim bahkan diangkat menjadi sebuah syair puisi pada tahun 1979 oleh Taufiq Ismail, penyair yang juga sekaligus menjadi temannya. Kasim diketahui meninggal dunia pada tahun 2006. (Hasin)
*Disadur dari berbagai sumber