Kalau saya masih cukup PeDe menjalani resep sehat dengan mengkonsumsi madu tiap hari dan rutin bekam, maksimal 2 bulan sekali.
Alasannya sabda Rasulullah SAW: “Penyembuhan itu ada tiga macam: pertama adalah minum madu, kedua berbekam dan ketiga kayy dengan besi panas. Tetapi aku melarang umatku berobat dengan kayy” (HR. Bukhari); Bekam adalah sebaik-baiknya pengobatan.
Beberapa bulan terakhir saya sering ditegur dokter yang membekam saya agar berhenti makan jeroan dll, karena darah yang keluar saat saya bekam: banyak sekali, sering kental dan berwarna gelap.
Dokter spesialis Akupunktur yang juga praktisi bekam itu menjelaskan, bahwa pada titik titik bekam di tubuh saya menunjukkan adanya indikasi asam urat, kolesterol dll, sebagaimana lazimnya orang berusia 45 tahun ke atas.
Saya tetap ta’dzim saat mendengarkan nasihat dokter. Saya terus bersyukur, karena dengan wasilah bekam, darah kotor (baca: penyakit) saya bisa keluar lancar.
Buktinya, stamina saya lumayan bagus. Kaki saya masih kuat dipakai jalan di perbukitan Wanareja Banjarnegara pas liburan 26 Mei kemarin. Nafaspun tidak mudah ngos-ngosan.
“Ya, itu karena pak Syarif rajin bekam sama minum madu..” kata dokter lulusan Beijing yang berpraktek dekat rumah, kawasan Bratang Binangun Surabaya.
Saya haqqul yaqin, insya Allah kita akan terbebas dari penyakit-penyakit gawat kalau kita mau tarak (bersakit-sakit dengan bekam dll).
Apalagi kalau rajin sarapan Smoothie, yaitu minuman sehat dari campuran pisang dengan buah-buahan lain, ditambah susu rendah lemak, oatmeal, dan sesekali dikasih kurma.
Semuanya diblender tanpa gula, dan diminum bareng ampasnya.
Supaya rasanya segar, bahan baku Smoothie kita simpan di freezer.