TINJAUN NILAI HARI PAHLAWAN DALAM AL QURAN

Oleh ; Kholili*

OPINI, Lingkarjatim.com – Tanggal 10 November merupakan momentum perayaan hari pahlawan, kobaran semangat yang sudah meninggalkan jejak kenikmatan bagi bangsa Indonesia. Variasi perayaan di lakukan sebagai wujud kecintaan terhadap pahlawan bangsa. Kemakmuran dan kejayaan suatu bangsa tidak akan terlepas dari goresan tinta emas yang di lakukan oleh pembawa perubahan dalam memperjuangkan Hak dan ideologi bangsa. Bangsa yang makmur dan tenteram adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa para pahlawannya, seperti apa yang dikatakan oleh Bung Karno bahwa “Tidak melupakan sejarah merupakan wujud kepedulian terhadap kemajuan bangsa”.

Tanggal 10 November sebagai legitimasi hari pahlawan karena tidak berkaitan dengan jasa para pejuang bangsa dalam pertempuran besar dan terberat yang terjadi di kota Surabaya Jawa Timur. Pasca proklamasi kemerdekaan, saat itu indonesia digempur oleh pihak asing atau kolonialisme untuk merebut kembali kemerdekaan bangsa ini.

Kegigihan para pahlawan kita mampu menghirup udara segar tanpa beban apapun, walaupun pada waktu ia melawan kolonialisme dengan senjata seadanya. Ia tetap bertahan demi membela bangsa ini. “Mundur satu langkah merupakan bentuk penghianatan terhadap bangsa”. Itulah prinsip pahlawan kita Walaupun dengan bambu runcing tak menjadikan para pejuang kita gentar untuk melawan penjajah.

Salah satu tokoh kunci yang terkenal pada saat itu adalah Bung Tomo yang mampu menyalakan semangat perjuangan rakyat, keberanian Bung tomo tidak terlepas dari pengaruh KH. Hasyim As’ary karena baginya ia sosok panutan dalam memperjuangkan identitas Bangsa dan nasionalisme bagian dari iman (hubbul wethon minal iman).

Pahlawan adalah orang yang berjuang dalam membela kebenaran dan mengupas kebatilan. Di peringati Hari Pahlawan karena para pejuang bangsa kita mampu mengusir syaitan_syaitan yang membuat kerusakan dirumah pertiwi ini dalam konteks kebangsaan dan keNegaraan “Pahlawan” seseorang dijuluki karena jasa-jasanya dalam memperjuangkan negara dan bangsa ini untuk memperoleh kemerdekaannya.

Pahlawan karena ia rela bertumbah darah di medan perang demi menjaga dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Kita harus mampu mengenang, menghargai dan meneladani perjuangannya dalam menghadapi persoalan bangsa kita.

Peringatan peristiwa hari pahlawan harus menjadi tauladan dalam meng_upgrat semangat kebangsaan kita sebagai warga negara. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di surabaya dengan korbaran semangat bung tomo, kiayi dan santri tentu memiliki nilai yang sangat dalam tentang arti perjuangan dan semangat dalam memperjuangkan kemashlahatan ummah dan Negara. Para pejuang tempo dulu rela mati dalam menghadapi dan menghalang para penjajah Belanda dari bumi nusantara.

Semangat heroik para pahlawan itu tentu harus menjadi patokan nilai oleh pemuda saat ini ketika bangsa sudah menghadapi berbagai persoalan, generasi saat ini harus menghiasi perjalanan kemerdekaan demi terciptanya kemerdekaan yang sesungguhnya. Semangat Perjuangan dalam konteks saat ini bukan lagi mereka yang mampu mengusir penjajah tapi merela yang mampu mengatasi ketimbangan sosial, deskriminasi dalam dunia pendidikan dan lain sebagainya. Generasi saat ini harus mampu melepaskan diri dari belenggu kecintaan dunia dan memprioritaskan kemashlahatan umat merupakan perjuangan sebagai wujud penghargaan kepada pahlawan kita yang telah mampu mengusir para perambok bangsa.

Tantangan yang dihadapi generasi saat ini lebih kompleks dengan musuh yang tidak lagi kasat mata seperti penjajah pada masa kemerdekaan dulu. Sekarang kita dituntut mampu melepaskan diri dari penjajahan kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan.

PAHLAWAN DALAM PERSPEKSTIF ALQURAN

Pahlawan merupakan kata yang sangat populer, “Pahlawan” dalam islam disebut sebagai orang yang memperjuangkan kebenaran dan membasmi kebatilan, alquran sebagai refrensi utama dalam menelaah kehidupan dan membaca realitas yang memuat ketauladan tentu sangat signifikan dalam mengkaji tentang nilai sejarah pahlawan. Nabi muhammad merupakan sosok pahlawan bagi umat islam sebab ia telah membasmi kedhaliman di Negara arab dan memperjuangkan kedaulatan rakyat. M. Heart orang orientalis sangat mengakui bahwa predikat pahlawan yang nomer satu ialah Nabi Muhammad karena bagi Heart Nabi muhammad merupakan sosok yang paling berpengaruh di dunia.

Pahlawan bagi islam orang yang mempunyai integritas, loyalitas tinggi dan kepedulian yang tanpa batas terhadap bangsa. Orang yang telah mengorbankan segalanya maka layak menyandang predikat pahlawan seperti yang di firmankan Allah dalam surah (Q.S. At-Taubah: 41)

“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (Q.S. At-Taubah: 41)

Ayat ini di turunkan perkenaan dengan perang tabuk, dimana Allah memerintahkan umat islam untuk memobilisasi masa dalam memerangi musuh_musuh Allah dari kalangan orang-orang Romawi yang tidak beriman kepada Ahli kitab. Sehingga Allah mengharuskan kaum mukmin untuk berangkat berperang bersama Rasulullah Saw. dalam keadaan apa pun, baik ia dalam keadaan semangat maupun dalam keadaan malas, dan baik dalam keadaan sulit ataupun mudah sehingga Allah berkata (infiro khifafan wesaqulan).

Ayat ini menjelaskan mengenai arti Perjuangan bahwa orang yang mempunyai niatan dalam memperjuangkan kebenaran maka dalam keadaan apabun harus berani tanpa ragu, karena darah yang mengalir di medan perang akan menjadi saksi bahwa ia sang patriot agama. Tapi yang perlu kita ketahui bahwa “pahlawan” itu tidak hanya mereka yang perjuang di medang perang tapi secara global ayat ini memberikan arti pahlawan secara esensial yang berarti “memberikan” harta, ide dan kepedulian.

Kekalahan nabi diperang badar tak menjadi kendala optimismenya dalam memperjuangkan islam, sehingga seorang pejuang atau pahlawan harus mampu mengendalikan diri menurut pakar psikologi agus comte kegagalan terjadi karena emosi yang berakibat pada kekacawaan dalam menyusun formulasi. Sehingga seorang pahlawan harus mempunyai sifat sabar dalam memperjuangkan apapun sebagaimana yang di ingatkan oleh Allah.

“Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti”.(Q.S. Al-Anfal: 65)

Ayat ini memberikan anjuran kepada nabi muhammad bahwa pahlawan itu harus mempunyai jiwa heroik dan sabar. Apabila mereka udah mempunyai dua sifat itu maka ia akan mampu menjawab persoalan. Sabar penentu kemenangan bagi seorang pahlawan, sabar layaknya segelas jamu yang terasa pahit, tetapi rasa pahit itu akan dibalas dengan kesembuhan yang rasanya lebih manis daripada madu.

Ayat_ayat diatas memberikan pengertian bahwa pahlawan bukan mereka yang mempunyai simbol keberanian tapi tindakan dan perbuatan yang mereka lakukan atas dasar kemashlahatan ummah, naluri seorang pahlawan harus mampu menjangkau dan menerka kehidupan dengan rasa sabar atas kegagalan dan perjuangan demi kebaikan secara kolektif harus menjadi kunci yang wajib dikobarkan.

* Penulis Mahasiswa Prodi Ilmu Alquran dan tafsir UINSA Surabaya

Leave a Comment