Oleh: Lola Derista*
KELAKAR, Lingkarjatim.com – Siapa yang tidak kenal dengan Covid-19 atau virus corona. Virus corona merupakan virus yang menyerang sistem pernafasan ringan seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernafasan berat seperti infeksi paru-paru (pneumonia). Virus corona bisa menyerang siapa saja, proses penularanya bisa melalui droplet saat seseorang batuk, bersin, berbicara, hingga bernafas. Covid-19 juga bisa menular melalui benda disekitar kita yang tercemar covid-19 yang kita sentuh dan kemudian menyentuh mulut, hidung dan mata.
Pandemi Covid-19 sangat berdampak buruk terhadap industri pariwisata diseluruh dunia ini karena menurunya permintaan dari wisatawan dalam negri maupun luar negri. penurunan tersebut disebabkan pembatasan perjalanan atau lockdown oleh negara-negara yang merupakan cara untuk pencegahan penularan Covid-19 yang semakin banyak.
Gunung Bromo yang menjadi salah satu tujuan wisata di indonesia menjadi lumpuh dalam hal ekonomi karena adanya Covid-19 ini. Penutupan wisata Gunung Bromo dilakukan sejak bulan Maret hingga Agustus untuk mencegah penyebaran Covid-19. Pelaku wisata Gunung Bromo sangat berdampak karena adanya penutupan wisata ini yang membuat ekonomi masyarakat menjadi lumpuh. Meskipun mata pencaharian utama masyarakat Bromo adalah petani tetapi sekarang banyak yang beralih menjadi pelaku wisata seperti penyedia Trasportasi, Penginapan, restoran, pemandu wisata, pedagang kaki lima hingga ojek. Penutupan wisata Gunung Bromo tersebut menurunkan sumber Penerimaan Negara. yang semula menjadi sumber Pendapatan Negara kedua setelah pajak.
Pada tanggal 28 Agustus 2020 Kemarin Wisata Gunung Bromo telah dibuka kembali hingga hari ini untuk memulihkan kondisi sektor ekonomi para pelaku wisata, namun dengan pembukaan tersebut masih belum sepenuhnya bisa memulihkan total ekonomi seperti sebelum ada Covid-19, karena wisatawan yang berkunjung ke Gunung Bromo dibatasi dan tiket masuk dipesan melalui boking online sehingga hanya pemesan daring yang boleh masuk ke area Gunung Bromo. Tidak itu saja, wisatawan yang berkunjung di Gunung Bromo diwajibkan mematuhi protokol kesehatan seperti wajib memakai masker, sosial distancing, menyertakan surat keterangan sehat termasuk pengecekan suhu tubuh maksimal 37,3 derajad celcius.
Selain untuk memulihkan ekonomi pelaku wisata Gunung Bromo, Dibukanya kembali wisata Gunung Bromo ini untuk menggobati rindu para wisatawan yang ingin menyaksikan sunrise di penanjakan, melihat kawah Gunung Bromo, berfoto di lautan pasir dan bukit Teletubis. Penutupan 5 bulan karna Covid-19 kemarin membuat Gunung Bromo semakin asri dan hijau setelah lama tidak dikunjungi wisatawan. Dan saya sebagai masyarakat Tengger berharap dengan dibukanya kembali wisata Gunung Bromo ini ekonomi masyarakat Gunung Bromo atau Masyarakat Suku Tengger bisa kembali pulih.
*Penulis adalah Mahasiswa Jurusa Akuntansi, Universitas Muhamnadiyah Malang
Tulisan ini adalah kiriman dari pembaca, isi tulisan ini sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.