Menu

Mode Gelap

KELAKAR · 25 Jan 2021 09:41 WIB ·

Green Accounting dan Penerapannya dalam Menghadapi Masalah Lingkungan


Green Accounting dan Penerapannya dalam Menghadapi Masalah Lingkungan Perbesar

Oleh: Khamida, Monica, Adelya, Julyetta*

KELAKAR, Lingkarjatim.com – Akuntansi tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat yang juga terus berkembang, dan bisnis telah mengetahui bahwa sistem akuntansi konvensional tidak mencukupi dan memadai seiring dengan semakin tingginya kompleksitas bisnis. Pada akuntansi konvensional perusahan hanya memberikan perhatian pada manjemen dan pemilik modal (stockholders dan bondholders).

Perkonomian modern seperti saat ini, telah memunculkan berbagai isu yang berkaitan dengan lingkungan seperti pemanasan global, ekoefisiensi, dan kegiatan industri lain yang memberi dampak langsung terhadap lingkungan sekitarnya. Pada awalnya perusahaan kurang setuju dengan adanya green accounting. Perusahaan beranggapan dengan adanya green accounting ini dapat menimbulkan biaya – biaya baru yang tidak ada kaitan langsung dengan produktivitas perusahaan. Dengan adanya tuntutan terhadap perusahaan yang semakin besar dan perusahaan harus melihat sisi baru yaitu tanggung jawab terhadap stakeholder, dimana perusahaan tidak hanya mementingkan kepentingan manajemen dan pemilik modal, tetapi juga karyawan, konsumen, serta masyarakat.

Di negara-negara maju seperti yang ada di Eropa dan Jepang perhatian akan isu-isu lingkungan ini berkembang pesat baik secara teori maupun praktik. Perusahaan dituntut untuk tidak hanya mengejar keuntungan ekonomi saja (profit), tetapi perusahaan juga harus memperhatikan dan terlibat dalam pemenuhan kesejahteraan masyarakat (people), dan turut menjaga kelestarian lingkungan. Sedangkan pengungkapan green accounting di negara-negara berkembang memang masih sangat kurang.

Tata kelola perusahaan yang lebih concern terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan diyakini akan meningkatkan kinerja perusahaan baik dalam perspektif financial maupun non financial. Harapannya adalah dalam jangka panjang, sustainability perusahaan akan tetap terjaga. Konsep akuntansi hijau(green accounting) dan akuntansi lingkungan (environmental accounting)mulai berkembang sejak tahun 1970-an di Eropa. Sistem akuntansi didalamnya terdapat akun-akun terkait dengan biaya lingkungan ini yaitu green accounting atau environmental accounting. Dengan demikian green accounting adalah upaya meningkatkan perekonomian perusahaan tanpa mengabaikan keadaan lingkungan perusahaan. Green accounting juga diartikan sebagai suatu identifikasi, prioritisasi, kuantifikasi, atau kualifikasi dan penggabungan biaya lingkungan kedalam keputusan-keputusan bisnis.

Kepedulian terhadap lingkungan dapat digunakan sebagai faktor pendorong bagi perusahaan untuk melakukan inovasi, menciptakan nilai-nilai dan membangun keuntungan kompetitif. Dengan adanya green accounting dapat meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan untuk meningkatkan keuntungan bagi perusahaan, meningkatkan kinerja pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Isu lingkungan terbukti bukan merupakan penghambat investasi, justru merupakan peluang untuk menciptakan bisnis baru bagi perusahaan. Perusahaan juga dapat mengurangi biaya dan menciptakan pangsa pasar baru dengan menerapkan EcoEfficiency, Eco-Design, Eco Labelling atau Eco-Management.

Tujuan perusahaan dalam usaha peningkatan produktivitas dan efisiensi sering kali mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan, berupa pencemaran udara, air, dan pengurangan fungsi tanah. Salah satu faktor penurunan kualitas lingkungan air dan pengurangan fungsi tanah adalah limbah hasil produksi yang semestinya sebelum pada tahap pembuangan, harus memperhatikan faktor keamanan agar limbah yang dibuang tidak mencemari lingkungannya. Berbagai macam kegiatan industri dan teknologi yang ada saat ini apabila tidak disertai dengan program pengolahan limbah yang baik akan memicu terjadinya pencemaran lingkungan. Lingkungan yang tercemar baik secara langsung maupun tidak langsung lambat laun akan mengakibatkan kerusakan lingkungan.

Pengaruh aktivitas perusahaan terhadap lingkungan telah mendapat perhatian besar di mata public. Tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen yang harus diterapkan oleh perusahaan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan yang bermanfaat, baik bagi perusahaan itu sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.

Tanggung jawab perusahaan semakin luas, tidak hanya terbatas pada tanggung jawab ekonomi kepada investor dan kreditor, tetapi juga tanggung jawab terhadap sosial dan lingkungan. Perusahaan perusahaan diperlukan untuk mempunyai pertanggungjawaban bagi stakeholders ketika sumber daya lingkungan digunakan untuk kepentingan bisnis mereka. Tanggungjawab sosial dan lingkungan tidak hanya sekedar dorongan kemanusiaan untuk menolong sesama dan pemerataan sosial tetapim bagian kebijakan riil entitas bisnis. Karena pelestarian lingkungan di samping bermanfaat bagi masyarakat di sekitar juga bermanfaat bagi perusahaan secara jangka 9 panjang.
Penerapan green accounting sudah diatur untuk perseroan terbatas pada Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2012, dimana perseroan terbatas mempunyai tanggung jawab sosial dan lingkungan yang menjalankan usahanya berkaitan dengan sumber daya alam. Green accounting merupakan langkah awal yang menjadi solusi dalam masalah lingkungan.

Penerapan akuntansi lingkungan akan mendorong kemampuan untuk meminimalkan masalah lingkungan yang dihadapi. Tujuannyaa dalah meningkatkan efisiensi pengelolaan lingkungan dengan melakukan penilaian kegiatan lingkungan dari sudut pandang biaya(environmental costs) dan manfaat ataue fek(economic benefit), serta menghasilkan efek perlindungan lingkungan (environmental protection).

Pada akhirnya dengan banyaknya isu mengenai permasalahan lingkungan yang sudah ditimbulkan oleh perusahaan, maka apakah perusahaan tetap mempertahankan paradigma bisnis akuntansi kovensional yang berorientasi pada laba jangka pendek atau perusahaan akan menuju pada paradigma green business, green management, dangreen accounting. Diharapkan kedepannya regulasi yang mengatur mengenai pelaksanaan akuntansi lingkungan bisa dipertegas lagi, sehingga tidak ada perusahaan yang tidak melaksanakan akuntansi lingkungan. Hal ini sangat penting mengingat pentingnya melakukan pengelolaan dampak kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh operasi perusahaan dalam rangka pencapaian aspek sustainable dalam peruahaan.

*Penulis adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Tulisan ini adalah kiriman dari pembaca, isi tulisan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 81 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

12 Pelajar Asal Madura Berhasil Lulus di Universitas Al Ahgaf Tarim, Berikut Kesan dan Pengalamannya

1 June 2024 - 12:38 WIB

BURUNG GOSONG KAKI MERAH DARI SAOBI, MADURA

12 May 2024 - 06:26 WIB

BELANGKAS YANG SETIA: JAGALAH KESETIAANNYA

12 May 2024 - 06:20 WIB

Kakatua Jambul Kuning (Cacatua sulphure Abboti) : Satwa Endemik Pulau Masakambing – Sumenep Yang Kini Tercancam Punah

21 March 2024 - 12:39 WIB

Kerupuk Teripang ‘Rung-terung’ dan ‘blonyo’: Sisa Kearifan Tradisional Madura?

6 March 2024 - 07:58 WIB

Potensi Keracunan Makanan Pada Saat Udara Panas dan Perlindungan Pada Anak-anak Sekolah

9 October 2023 - 13:13 WIB

Trending di KELAKAR