Kemudian dengan penyebutan nama branding bahwa Bangkalan sebagai gerbang barat, juga selaras dengan penyebutan masyarakat madura bahwa jika menuju ke Bangkalan disebut reng berek (orang barat) atau ke berek (ke Barat)¸ jika ke Sumenep disebut reng temor (orang timur) atau ke temor (ke Timur). Meski berek memiliki makna yang cukup luas bagi masyarakat Madurat seperti halnya dapat diartikan sebagai tempat perantauan seperti Jakarta, Malaysia, Arab dan seterusnya.
Toh dengan demikian akan kembali mengajak pengunjung ataupun masyarakat setempat untuk kembali mengenali dirinya, yakni sebagai oreng berek yang sekaligus mengakui kejayaan yang pernah dilakukan oleh Kesultanan Bangkalan (Madura Barat). Akhirnyapun, segala cagar budaya, nilai luhur ataupun falsafah hidupnya akan tetap terjaga. Misalnya, ada pengunjung ke Makam Agung, Aer Mata, belakang Masjid Agung, ataupun Syaichona Kholil, tidak hanya semata-mata mengaharap barokah dan sambung hajat (wasilah) akan tetapi juga memberikan sebuah edukasi dari peninggalan-peninggalan sejarah Kejayaan Bangkalan. Misalnya lagi, ke Paseban dan di timurnya ada keraton (saat ini Kodim) juga tidak sebatas bermain dan bersenda gurau akan tetapi juga merasakan peninggalan-penginggalan cagar budaya dari kejayaan Madura Barat. Dan banyak lagi contohnya.
Sebagai penutup, tulisan ini tidak untuk menyalahkan satu pihak ataupun sebaliknya. Akan tetapi, untuk menggugah pribumi Bangkalan, baik yang pemerintah ataupun bukan untuk mengetahui sejarah dan kebudayaan Bangkalan, mengingat daerah-daerah lainnya sudah mulai gencar untuk membangun obyek wisata. Yang saya maksudkan sembari membangun obyek wisata, alangkah baiknya untuk tetap menjaga keistimewaan dari daerah itu sendiri. Dan saya menyampaikan permohonan maaf bahwa untuk menemukan Identitas Bangkalan bisa dilihat dari beberapa sudah pandang, saya hanya melihat dari sudut pandang budaya (pariwisata) yang selaras dengan latar belakang saya sebagai Mahasiswa Psikologi, Fakultas Ilmu Soisal dan Ilmu Budaya UTM. Sebagai bonus dari tulisan ini, berkunjunglah ke museum Cakraningrat, karena tidak semua masyarakat Bangkalan mengetahui bahwa Bangkalan memmpunyai museum yang masih menyimpan beberapa puing-puing kejayaan Madura Barat.
Panulis adalah Mahasiswa UTM