Identitas Bangkalan Dipudarkan

Untuk menjawab hal itu, kita bedah secara historis terlebih dahulu. Sekitar abad 16-17 Madura Barat berjaya, salah satu buktinya adalah makan aer mata. Sebab Syarifah Ambami merupakan istri dari Raden Prasena (Cakranigrat I), disaat Cakraningrat I sibuk di Mataram, yang mengurusi masyarakat sebagian besar adalah istrinya, hingga ia terkenal dengan sebutan Rato Ebuh. Sebutan itu bukan gelar kebangsawan seperti halnya gelar Gusti Kanjeng Ratu (GKR) di Ngayogyakarto, akan tetapi masyarakatlah yang memberikan sebutan itu. Sekarang makam itu masih ramai dikunjungi masyarakat. Akan tetapi masyarakat ataupun (mungkin) pemerintah juga lupa bahwa ada makam yang harus dikunjungi terlebih dahulu sebelum ke makam Aer Mata. Dimanakah makam itu?

Makam yang saya maksud adalah Makam Agung. Makam para leluhur Kerajaan Madura Barat, terletak di Desa Makam Agung, Kecamatan Arosbaya. Jadi, sangat dekat sekali dengan Makam Aer Mata karena masih dalam satu Kecamatan. Di Makam Agung terdapat makam Raden Pragalbo, Raden Pratanu dan Raden Koro. Belum lagi, ada makam anak turun dari Kejayaan Cakraningrat I yakni makamnya Raden Abdul Kadirun (Cakraadingrat II) beserta sanak keluarga lainnya di belakang Masjid Agung Bangkalan, yang dulunya adalah masjid keraton.

Kenapa banyak berbicara makam untuk situs budaya yang berpotensi menjadi wisata? Dari hal itu lah keunikan Indonesia, orang yang sudah meninggalkanpun masih memberikan penghidupan bagi masyarakat dan tidak semua negara dibelahan Dunia menjadikan Makam sebagai obyek wisata. Dan hal tersebut harus jadi cerminan, yang mati saja masih memberikan penghidupan, masak yang masih hidup tidak bisa memberikan penghidupan kepada masyarakat. Dalam hal ini, yang saya maksud adalah pemerintah (wewenang lebih). Jadi, Makam Agung dan Makam di belakang Masjid Agung juga turut di promosikan untuk memberikan penghidupan bagi masyarakat. Penghidupan yang saya maksud adalah, jika makam itu menjadi obyek wisata seperti halnya makam Aer Mata dan makam Syaichona Kholil, maka pribumi juga bisa mengais rezeki disana, misalnya berjualan dan bahan jualannya (akan) laku karena banyak yang berkunjung di makam. Insyaallah khalayak paham dengan maksudnya saya.

Leave a Comment