Identitas Bangkalan Dipudarkan

Kemudian yang ketiga, deklarasi yang dilakukan oleh Pemkab sehingga berwujud pembangun gerbang bertuliskan “Bangkalan Kota Sholawat dan Dzikir”. Apakah salah? Tidak. Saya tidak menganggap hal tersebut salah. Akan tetapi, apakah pembangunan tersebut benar-benar berdasarkan pertimbangan yang matang sehingga benar-benar menjadi identitas Bangkalan seperti yang diinginkan oleh Bapak Bupati. Bagaimana dengan nilai-nilai sejarah dan Budayanya? Atau hanya cukup mengambil bahwa Bangkalan adalah daerah islami, sehingga untuk menjaga keislamian itu perlu dideklarasikan Bangkalan Kota Sholawat dan Dzikir dan dibuatkan gerbangnya. Saya menganggap terlalu sombong pemkab Bangkalan mengenai hal itu, toh gerbang yang dibangun juga tidak bagus-bagus amat.

Mengenai identitas Bangkalan, di paragraf pertama khalayak sudah dibenturkan dengan sejarah singkat nama Bangkalan yang berujung dengan penemuan jati diri Bangkalan. bahwa Bangkalan telah mati atau Bangkalan adalah Gerbang Barat?

Saya tidak setuju dengan penyebutan bahwa Bangkalan Kota Sholawat dan Dzikir, saya menganggap terlalu sombong jika demikian, lha wong tindakan masyarakat ataupun pejabatnya juga masih banyak yang menyimpang dari normanorma yang berlaku. Dan mengenai hal itu saya tidak akan mengungkapnya satu persatu, yang pasti khalayak paham dengan maksud saya.

Saya lebih sepakat bahwa Bangkalan sebagai Gerbang Barat. Alasannya, Suramadu sebagai Jembatan yang menghubungkan Surabaya dan Madura. Kemudian di sekitar Suramadu juga terdapat sebuah desa bernama Labang, jika diartikan dalam bahasa Indonesia adalah pintu.

Leave a Comment