SURABAYA, Lingkarjatim.com – Intruksi Presiden Joko Widodo terhadap Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur untuk menekan kasus covid-19 selama dua pekan akan berakhir Kamis besok, 9 Juli 2020. Deadline itu sepertinya sulit terwujud, mengingay kasus covid-19 di Jatim terus merangkak naik.
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Covid-19 Jatim, Joni Wahyuhadi, pesimistis angka kasus covid-19 di Jatim bisa turun dalam sepekan. Ia mengaku kesulitan menekan kasus covid-19 khususnya di Surabaya, mengingat masih banyak masyarakat mengabaikan protokol kesehatan.
“Kita lihat dua pekan terakhir jalanan masih ramai (aktifitas masyarakat padat), banyak juga anak-anak muda bergerombol. Kalau ngomong kasus (sulit) bisa turun,” kata Joni, di Surabaya, Rabu (8/7/2020).
Joni menilai target Jokowi tidak ralistis untuk menekan kasus covid-19 di Jatim selama dua pekan. Kata Joni, target yang realistis adalah menekan angka kematian dan menaikkan angka kesembuhan. “Target kami yang bisa ditekan angka kematian, yang bisa dinaikkan adalah angka kesembuhan, kalau kasus sulit dikendalikan,” kata Joni.
Kata Joni, kunci menekan kasus covid-19 di Jatim ada di Surabaya Raya, khususnya di Kota Surabaya. Ia menyebut Surabaya menyumbang 82,1 persen kasus covid-19 di Jatim, dan 50 persen di antaranya berasal dari Surabaya. “Masalahnya Jatim itu ada di Surabaya Raya (Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo). Kita lihat Surabaya Raya ini 82,1 persen semua masalah yang ada di Jatim,” ujarnya.
Menurut Joni, tingginya kasus di Surabaya Raya tidak disertai dengan Perwali dan Perbup yang tidak tegas. Sehingga banyak masyarakat tidak disiplin, bahkan mengabaikan protokol kesehatan. Artinya, tidak ada efek jera bagi masyarakat yang melanggar protokol kesehatan. “Maka itu perlu peraturan daerah. Sehingga walaupun tidak PSBB, tapi peraturannya bisa dibuat lebih tegas lagi,” kata Joni.
Hingga Selasa, 7 Juli 2020, jumlah kasus covid-19 di Jatim bertambah menjadi 14.578 kasus. Sementara jumlah pasien sembuh mencapai 5.316 pasien, dan angka kematian sebanyak 1.112 pasien.
Surabaya Raya menjadi penyumbang kasus terbanyak di Jawa Timur dengan 9.644 orang. Dari Jumlah itu, 6.573 kasus di antaranya di Surabaya, 2.102 di Sidoarjo, dan 969 kasus di Gresik. (Amal Insani)