BANGKALAN, Lingkarjatim.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan hingga saat ini belum memiliki rumah sakit khusus gangguan jiwa (RSJ).
Padahal, jumlah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di kabupaten berjuluk kota dzikir dan sholawat itu cukup tinggi, yakni 1.200 jiwa.
Dengan tidak adanya RSJ itu, pengobatan dan perawatan orang yang berstatus ODGJ dipusatkan di masing-masing kecamatan dan desa, di samping bekerjasama dengan RSJ Surabaya.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan Riskiyah Nunik Wahyuni.
“Kami pusatkan di kecamatan, beberapa kecamatan sudah memiliki yayasan panti jiwa. Seperti di Kecamatan Tanah Merah, selain itu sudah kami pasrahkan ke masing-masing desa untuk ditangani,” katanya.
Selain itu, dia juga menjelaskan, berdasarkan analisa dari timnya, jumlah ODGJ di Bangkalan mengalami peningkatan semenjak adanya Covid-19, meskipun peningkatannya tidak begitu signifikan.
Dia juga menjelaskan, faktor penyebab ODGJ di Bangkalan cukup bervariatif, mulai dari keturunan hingga dampak Covid-19.
“Tidak banyak, tidak sampai 10 persen. Angka pastinya kami belum melakukan input data penambahan selama Covid-19. Tapi selalu ada laporan ODGJ baru dan pendataan ada di Dinas Sosial (Dinsos),” katanya.
Dia berharap agar warga mampu mengendalikan dan memiliki pola hidup yang sehat, khususnya dalam bersosial dengan lingkungan sekitar.
“Jangan sampai takut menghadapi wabah Covid-19 ini, karena semua juga menghadapinya. Pesan saya jangan lupa untuk gerakan masyarakat hidup sehat (Germas). Pola makan dijaga dan harus tetap berhubungan sosial,” ucapnya. (Moh Iksan)