SURABAYA, Lingkarjatim.com – Pakar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Windhu Purnomo, menyebut klaim Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang yang menyatakan Surabaya masuk zona hijau covid-19 menyesatkan. Sebab, kata Windhu, pernyataan Risma bisa membuat masyarakat salah paham.
“Itu (pernyataan Risma, red) nanti malah menyesatkan, sehingga masyarakat akan keluyuran dan itu justru berbahaya,” kata Windhu, dikonfirmasi, Rabu (5/8/2020).
Windhu mengatakan, agar suatu daerah bisa masuh zona hijau covid-19, angka tingkat penularan Covid-19 harus jauh berada di bawah angka satu selama 14 hari berturut-turut. Sementara di Surabaya, kata Windhu, tingkat penularan atau Rate of Transmission (RT) covid-19 di Kota Surabaya saat ini fluktuatif, terkadang angka tingkat prnularan covid-19 berada di atas angka satu, dan beberapa kali terjadi di bawah angka satu.
“Saya tahu (Risma mengklaim Surabaya zona hijau Covid-19) dasarnya memang dari RT yang dikeluarkan dari Kemenkes, tapu itu cuma sehari. RT kalau belum 14 hari berturut-turut ya belum termasuk zona hijau,” jelasnya.
Maka itu, Windhu menyayangkan Risma mengklaim Surabaya sudah masuk zona hijau covid-19. Windhu pun menyindir klaim Risma yang menyebut Surabaya sebagai zona hijau covid-19, dengan sebutan hijau semangka. “Hijau di Kota Surabaya adalah hijau semangka. Jadi hijaunya di kulit, tapi sesungguhnya di dalamnya merah,” ujar Windhu.
Menurut Windhu, Risma terlalu terburu-buru mengklaim Surabaya masuk ke dalam zona hijau. Windhu juga mengingatkan tingginya angka tingkat kematian (fatality rate) akibat covid-19 di Surabaya. Bahkan, kata dia, angka fatality rate akibat Covid-19 di Surabaya, dua kali dari angka nasional. “Surabaya masih tinggi, 8,9 persen, padahal nasional kurang 4,5 persen. Sedangkan WHO targetnya 2 persen. Jadi tingkat keamanan Surabaya masih jauh,” katanya.
Windhu meminta Pemkot Surabaya tidak memberikan harapan palsu kepada masyarakat terkait kondisi penularan covid-19 di Surabaya. Dia mengingatkan agar Risma tidak membuat pernyataan menyesatkan, sehingga disalahpahami oleh masyarakat. “Banyak masyarakat yang tidak patuh protokol kesehatan, padahal di Surabaya sama sekali belum aman,” ujarnya.
Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menggelar video conference (vidcon) dengan para pedagang, serta perwakilan masyarakat yang tinggal di wilayah Kecamatan Gunung Anyar pada Sabtu, 1 Agustus 2020. Dalam kesempatan itu, Risma membahas penurunan penyebaran covid-19 di Kota Pahlawan khususnya kawasan Gunung Anyar.
Risma mengatakan, saat ini kondisi Surabaya sudah lebih baik dari sebelumnya. Hal itu diungkapkannya berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bahwa wilayah Surabaya tingkat penularannya sudah menurun dengan kesembuhan yang kian meningkat. Risma bahkan tak ragu menyebut Surabaya sebagai zona hijau Covid-19. “Dimana kondisi Surabaya sudah hijau yang artinya penularannya kita sudah rendah. Lalu yang sembuh sudah banyak,” kata Risma.
Risma mengatakan, mengingat Surabaya sudah masuk zona hijau, maka wilayah Gunung Anyar yang sebelumnya dilakukan pemblokiran lokal ke arah Pondok Candra, akan dibuka. Hal itu penting dilakukan supaya masyarakat dapat mengaktifkan kembali usahanya. Namun begitu, ia juga berharap kepada warga di sana agar lebih disiplin menjalankan protokol kesehatan. “Saya membuka ini supaya masyarakat bisa aktif kembali dengan usahanya. Jadi mohon untuk dipatuhi jangan terjadi hal yang tidak diinginkan,” ujarnya. (Amal Insani)