BANGKALAN, Lingkarjatim.com – Kabupaten Bangkalan meskipun terkenal dengan kekayaan sumber daya alamnya yang melimpah, namun tidak mampu mendongkrak status ekonomi masyarakatnya.
Potret masyarakat Bangkalan terutama yang ada di pedalaman dan jauh dari kota masih banyak yang terkungkung dalam garis kemiskinan. Kehidupan masyarakat pinggiran Bangkalan masih jauh dari kata layak.
Hal itu disampaikan oleh salah satu tokoh tersohor di Kabupaten Bangkalan KH Imron Fattah. Pria yang masih sepupu dengan mantan Bupati Bangkalan KH Fuad Amin itu mengaku miris dengan potret kehidupan masyarakat pinggiran di Bangkalan.
“Iya kita dikota kehidupannya enak serba ada, coba sekali-kali turun ke pelosok pasti akan sangat jauh berbeda,” ujarnya saat berkunjung ke Balai Wartawan Bangkalan, Selasa (31/10/2017).
Dihadapan para wartawan, Ra Imron sapaan akrabnya bercerita bahwa ia sering melakukan kunjungan ke kerabatnya yang ada di daerah-daerah pelosok Bangkalan. Ia ingin melihat langsung bagaimana kondisi masyarakat pelosok Bangkalan.
“Saya pernah mengunjungi rumah santri saya di Kecamatan Klampis dan kehidupannya sangat miris sekali jauh dari kata layak,” imbuhnya.
Ra Imron mengatakan, saat berkunjung itu ia meminta kepada tuan rumahnya untuk tidak membuat hidangan yang spesial. Ia ingin makan bersama dengan hidangan yang biasa keluarga tersebut makan sehari-hari.
“Dan ternyata apa, lauk yang mereka makan hanya ala kadarnya, ikan laut kering yang sudah digoreng berkali-kali dan dimakan dengan cabe dan garam, sudah hanya itu,” jelasnya.
Menurut penilaiannya, kondisi tersebut disebabkan karena sistem pemerintahan Kabupaten Bangkalan sedang tidak beres. Penyebabnya adalah karena pemimpin Bangkalan tidak menjalankan tugasnya dengan baik.
“Ya penyebabnya karena yang mimpin pemerintahan tidak beres sehingga dampaknya ke masyarakat kecil, itu sebab utamanya,” tuturnya.
Saat turun kebawah itulah akhirnya ia tahu bahwa ternyata masyarakat pelosok Bangkalan tidak buta terhadap sistem pemerintahan dan politik. Sangat berbeda dengan anggapan orang selama ini bahwa masyarakat pelosok hanya bis ikut-ikutan.
“Jangan salah masyarakat sekarang meskipun ada di pelosok mereka melek terhadap kondisi pemerintahan, apalagi menjelang Pilkada mereka mengikuti politik di Bangkalan,” ceritanya.
Oleh karena itu untuk memperbaiki kondisi Bangkalan yang seperti itu, ia meminta kepada semua masyarakat khususnya yang ada di pelosok dan pinggiran untuk cerdas dalam memilih pemimpin nanti di Pilkada Bangkalan.
“Jelas kita berkomitmen untuk memilih memimpin yang bisa membenahi Bangkalan yang saat ini sedang kronis,” pungkasnya. (Lim)