SURABAYA, Lingkarjatim.com – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, meminta kepada kepala daerah di wilayahnya untuk melakukan mitigasi dan sekenario, guna mengantisipasi bencana. Utamanya 22 daerah yang berpotensi terjadi bencana dampak La Nina.
“Ini menjadi pekerjaan rumah kita bersama untuk meminimalisir dampak bencana yang dapat ditimbulkan,” kata Khofifah, di Surabaya, Selasa (24/11/2020).
Adapun daerah rawan banjir umumnya didominasi oleh luapan sungai di sekitarnya, seperti Sungai Bengawan Solo yang luapannya bisa membanjiri wilayah Bojonegoro, Magetan, Madiun, Lamongan, Gresik, Ngawi, dan Tuban. Kemudian potensi banjir akibat luapan sungai Berantas, yakni Malang Raya, Kediri, Jombang, Mojokerto, Sidoarjo, Probolinggo, Surabaya, Bondowoso, Lumajang, Banyuwangi, dan Jember.
Sedangkan di Pasuruan, banjir berpotensi diakibatkan oleh luapan sungai Welang. Lalu di Madura, beberapa daerah biasa terdampak luapan Sungai Kemuning. Bencana hidrometeorologi yang lain adalah longsor, yakni harus diwaspadai wilayah Jombang, Ponorogo, Kediri, Banyuwangi, Jember, Lumajang, Probolinggo, Pasuruan, Malang, Batu, dan Pacitan.
Kata Khofifah, Jatim menjadi salah satu provinsi yang secara geografis serta geologis memiliki kerentanan terhadap bencana, baik alam maupun non alam. Maka dari itu, penanganan bencana harus dilakukan dengan bersinergi dan kolaborasi antar lini, mulai pemerintah provinsi, kota, kabupaten, kampus, swasta, media serta masyarakat.
“Prinsipnya pendekatan pentahelix disinergikan. Dengan memperkuat pentahelix menjadi bagian penguatan bersama dalam mengantisipasi bencana, alam dan non alam diharapkan dampak terhadap resiko bencana dapat diminimalisir,” katanya.
Khofifah juga meminta masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem, yang dapat memicu bahaya hidrometeorologi jelang puncak musim penghujan pada Desember 2020 hingga Maret 2021 mendatang. Bahaya tersebut dapat berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor maupun angin kencang.
“Tetap waspada dan siap siaga terhadap ancaman bencana hidrometeorologi akibat fenomena La Nina, mulai dari banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung yang bisa terjadi kapan saja. Mari kita semua ikhtiar sambil berdo’a agar semua terantisipasi tanpa korban,” ujarnya.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), telah memberi peringatan dini untuk mewaspadai hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang dan petir. Peringatan dini ini, menurut Khofifah, hendaknya menjadi semacam alarm bagi masyarakat, untuk terus meningkatkan kesiap-siagaan dan kewaspadaan. “Terutama bagi yang bertempat tinggal di wilayah-wilayah yang rawan bencana. Pastikan mitigasi bencananya kompregensif,” ujarnya. (Amal Insani)