GRESIK, lingkarjatim.com – Puluhan massa dari Forum Kota (ForKot) Kabupaten Gresik menggelar unjuk rasa menolak kawasan JIIPE dijadikan kawasan ekonomi khusus. Demo yang digelar di kawasan JIIPE diawali loung mach dari depan gapuro Desa Banyutami.
Java Integrated Industrial and Port Estate atau JIIPE adalah sebuah kawasan industrial, yang terintegrasi dengan pelabuhan laut dalam, lahan pemukiman dan kawasan industrial di Gresik.
Ketua ForKot Gresik, Haris Sofwanul Faqih mengatakan, ForKot sudah berulang kali menggelar aksi di JIIPE dengan tuntutan yang sama, karena persoalan KEK ini akan merugikan masyarakat Gresik.
“Kami tidak akan pernah mundur satu langkah pun untuk menolak perubahan kawasan industri JIIPE menjadi kawasan KEK, karena dampaknya akan merugikan masyarakat Gresik,” ungkap Haris yang akrab di panggil Bogel.
Senada, Syahrul Berliansyah, Koordinator aksi, memaparkan, Freeport yang rencananya berdiri di kawasan JIIPE tidak akan berdampak besar untuk kesejahteraan rakyat, justru akan semakin merugikan.
“Berkaca dari Freeport yang ada di Papua, faktanya masyarakat papua tidak sepenuhnya sejahtera, itu juga akan terjadi di Kabupaten Gresik ketika Freeport di dirikan disini,” paparnya.
Berlangsung selama hampir tiga jam, kemudian mifti haris (Humas JIIPE) menemui massa aksi untuk memberikan penjelasan terkait KEK dan Freeport, namun hal itu di tolak oleh massa aksi.
“Kita sudah sering mendapatkan penjelasan dari Humas, namun sampai saat ini tak ada titik temu, kita ingin pimpinan langsung yang hadir disini,” tegas Bogel.
Ditemui saat aksi berakhir, Mifti Haris, Humas JIIPE, menjelaskan, pihaknya menjadi perwakilan pimpinan untuk menyampaikan tuntutan dari ForKot Gresik.
“Kami sudah menyampaikan kepada pimpinan terkait tuntutan yang di sampaikan ForKot Gresik, dan saya sebagai humas menjadi perwakilan dari pimpinan,” terangnya.
Aksi berjalan damai, dan selanjutnya massa aksi membubarkan barisan setelah menolak Humas JIIPE untuk memberikan penjelasan terkait KEK dan Freeport.
(M Khudhaifi)