SUMENEP, Lingkarjatim.com – Mantajun merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Dasuk Kebupaten Sumenep bagian utara. Tidak banyak yang tahu bahwa di daerah ini terdapat banyak sumber daya alam potensial yang masih dapat dikembangkan, antara lain: jambu mete/ monyet, jagung, tembakau, padi, kapuk randu dan tanaman hortikultura lain. Sebagian sumber daya alam tersebut telah diolah sebagai produk penunjang perekonomian masyarakat setempat, namun masih ada sumber daya alam lain yang belum dimanfaatkan dengan maksimal.
Sejauh ini, sumber daya alam yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar dan dapat menjadi penopang perekonomian yaitu padi dan tembakau. Pengolahan padi di daerah ini tidak jauh berbeda dengan daerah lain, yaitu digunakan sebagai bahan pangan pokok. Begitupun dengan tembakau, masyarakat masih setia dengan menjadikannya sebagai olahan bahan dasar rokok. Di sisi lain terdapat juga sumber daya alam yang masih belum dimanfaatkan secara maksimal seperti jagung dan jambu mete. Secara umum, di Desa Mantajun jagung digunakan sebagai alternatif bahan makanan pokok pengganti beras, sedangkan jambu mete biasanya hanya diambil metenya saja, buah semunya hanya digunakan sebagai bahan dalam rujak buah dan untuk pakan ternak.
Adanya pemanfaatan dan pengolahan yang kurang maksimal lebih cenderung tidak berpengaruh terhadap perekonomian Desa Mantajun. Sangat disayangkan, apabila jagung maupun jambu mete hanya digunakan sebagai olahan makanan umum dan sederhana padahal menyimpan segudang kandungan serta manfaat. Misalnya saja jagung mempunyai kandungan kalori, karbohidrat, protein, Vitamin A, C, D, E dan K, serta kandungan lainnya. Kandungan jambu mete juga tidak kalah banyaknya, vitamin C yang dimiliki jambu mete 4 kali lipat lebih besar dari jeruk, mengandung kalsium, fosfor dan protein. Berdasarkan permasalahan tersebut, tim KKN 109 Universitas Trunojoyo Madura (UTM) 2018 melakukan gebrakan baru dengan memberikan inovasi dalam mengolah jagung dan buah jambu mete yang kurang mendapat perhatian masyarakat.
Inovasi baru yang diberikan adalah dengan membuat olahan yang sebelumnya belum pernah terpikirkan oleh masyarakat. Mengubah jagung yang notabene hanya sebagai bahan makanan pokok pengganti beras dapat dijadikan sebagai cemilan renyah khas untuk menemani saat berkumpul dengan keluarga, dengan nama produk “Keripik Janda” (keripik jagung muda). Selain jagung, ada pula buah jambu mete yang diolah menjadi beberapa macam olahan, seperti: Monyet Krispi, Selai Jambu Mete, dan Manisan Jambu mete. Ke empat produk tersebut merupakan inovasi olahan sumber daya alam potensial yang diberikan tim KKN 109 UTM agar dikembangkan oleh masyarakat setempat untuk menunjang perekonomian Desa Mantajun. (red)