Hal yang sama juga diungkapkan oleh Kepala Dinas Penerbangan TNI Angkatan Udara (Kadispen AU) Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah. Dia kerap meluruskan informasi yang beredar mengenai isu chemtrail yang ada di Indonesia.
“Ini merupakan hasil dari pengembunan udara dengan kadar air tinggi yang bergesekan dengan mesin pesawat. Ada juga yang menyebutnya dengan vapor trails tapi jika bentuknya mulai berpendar atau melebar seperti awan biasa juga disebut dengan aviaticus cloud,” ujar Indan mengklarifikasi isu chemtrail di bulan Juli 2021, dikutip Kompas.com
Indan menegaskan, Indonesia memang memiliki sejumlah misi penerbangan dengan membawa bahan kimia. Namun misi tersebut tidak terkait dengan penyebaran senjata biologis.
Penerbangan yang membawa zat kimia di Indonesia dilakukan hanya untuk keperluan seperti Misi TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) pesawat membawa NaCl yang disebar di area berawan untuk membuat terjadinya hujan, Misi pemadaman kebakaran suatu area, seperti kasus karhulta, Penyebaran pupuk atau anti hama untuk area perkebunan.
“Saya enggak mengenal ya terminologi chemtrail itu. Tapi kalau melihat video viral, itu adalah condensation trail,” kata Chappy Hakim.
Berbagai saluran Pemerintah juga meluruskan informasi mengenai isu chemtrail. Seperti yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) baru-baru ini.
Dalam website resminya, Kominfo mengkategorikan sebuah unggahan di media sosial dengan logo hoax. Unggahan yang dimaksud menunjukkan foto jejak pesawat berupa asap putih dengan narasi peringatan agar masyarakat waspada terhadap pesawat chemtrail yang sedang aktif di udara untuk menyebarkan penyakit.