Menu

Mode Gelap

LINGKAR UTAMA · 9 May 2018 00:58 WIB ·

Perang Survei Pilkada Jatim, Pengamat: Kampus Lebih Independen


Dua Paslon Cagub-Cawagub Jatim Perbesar

Dua Paslon Cagub-Cawagub Jatim

Dua Paslon Cagub-Cawagub Jatim

SURABAYA, Lingkarjatim.com — Setelah sejumlah lembaga survei merilis keterpilihan pasangan calon dalam Pilkada Jawa Timur, tadi siang giliran Laboratorium Kebijakan Publik dan Perencanaan Pembangunan (LKP3) Univeritas Brawijaya mengumumkan hasil surveinya.

Apa perbedaan hasil dari lembaga survei dan lembaga universitas? “Kalau survei dari lembaga universitas, mereka bergerak karena orientasi akademis. Bukan untuk kepentingan calon tertentu, atau disewa calon tertentu,” kata Novri Susan, pengamat politik FISIP Universitas Airlangga, di Kota Surabaya, Selasa (8/5/2018).

Ia mengatakan, dalam 2 bulan terakhir Pilkada Jawa Timur, diwarnai “perang” antar lembaga survei. Ada yang merilis hasil keunggulan Calon Gubernur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Calon Wakil Gubernur Puti Guntur Soekarno, kandidat nomor 2.

Ada pula lembaga survei yang merilis keunggulan Calon Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Calon Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak. “Karena itu, wajar kalau publik juga bingung bahkan ragu atas akurasi hasil masing-masing lembaga survei,” kata Novri.

Seperti diketahui, setelah barisan lembaga survey mengumumkan hasil penelitiannya, mulai dari PolMark, Poltracking, Populi, Charta Politika, Kedai Kopi, hingga Litbang Kompas. Masing-masing memenangkan salah satu pihak. Hari ini (8/5), Universitas Brawijaya mengeluarkan hasil penelitiannya sendiri.

Kampus perguruan tinggi negeri yang berlokasi di Malang tersebut menyatakan bahwa pasangan Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno unggul 6,7 persen atas Khofifah-Emil Dardak. Gus Ipul-Puti meraih 47,9 persen suara. Sedangkan Khofifah-Emil hanya 41,2 persen. Sebanyak 10,9 persen belum memilih.

“Jika yang mengeluarkan lembaga kampus, masyarakat meyakini mereka relatif lebih independen. Sebab, kampus tidak bisa partisan. Orientasi mereka lebih sebagai akademisi atau peneliti,” kata Novri.

Sebaliknya, kata dia, rilis survei dari lembaga-lembaga yang disewa pasangan calon, hampir dipastikan akan mengeluarkan hasil yang berbeda satu sama lain. “Perang opini tidak bisa dihindari. Itu wajar. Bagian dari dinamika opini dan komunikasi politik,” kata Novri.

Pada akhirnya, kata Novri, para pemilik suara adalah rakyat, masyarakat Jawa Timur. Mereka yang akan menentukan, siapa yang mendapatkan dukungan suara mayoritas, dan siapa pasangan calon yang mendapatkan dukungan lebih minoritas.

“Pada akhirnya, rakyat yang akan menjadi hakim dari pesta demokrasi ini,” kata Novri Susan. (*)

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Ikut Pengajian Akbar Bersama Gus Iqdam, Wabup Sidoarjo Himbau Masyarakat Guyup Rukun Jelang Pilkada 2024

27 April 2024 - 18:34 WIB

Rekruitmen Panwascam Pilkada 2024, Bawaslu Bangkalan : Masih Menunggu Penilaian Bawaslu RI

27 April 2024 - 17:28 WIB

Gelar Wisuda Ribuan Mahasiswa, Rektor UTM: Proses Masih Panjang

27 April 2024 - 12:42 WIB

Apresiasi Launching Portal Satu Data Diskominfo, Pj Bupati Berharap Bangkalan Bisa Menjadi Smart City 

27 April 2024 - 10:27 WIB

Wujudkan SPBE yang Berkualitas, Diskominfo Launching Portal Satu Data Pemkab Bangkalan

27 April 2024 - 10:10 WIB

Aksi Dua Pemuda Lompat Pagar dan Ambil Handphone Warga Terekam CCTV Akhirnya Berurusan dengan Polisi

27 April 2024 - 09:07 WIB

Trending di HUKUM & KRIMINAL