Menanggapi hal itu, Kepala Disdik Bangkalan Bambang Budi Mustika mengatakan, isu tersebut tidak benar. Pihaknya hanya mensosialisasikan bahwa absen elektronik itu akan diujicoba pada Bulan April mendatang.
“Kami tidak mengkondisikan, kami hanya mensosialisasikan dan memberikan saran agar sekolah memesan finger print melalui e-katalog,” katanya.
“Silahkan cari finger print apapun, yang penting bisa langsung terhubung ke dapodik. Kami memberikan kebebasan, dan faktanya di bawah memang macam-macam,” lanjutnya.
Untuk anggaran, Bambang mengatakan dianggarkan oleh sekolah masing-masing. Pihaknya hanya memberi gambaran bahwa harga finger print yang bisa terhubung ke dapodik berkisar di Rp2-4 juta.
“Untuk anggaran juga macam-macam, ada yang 2,7 juta ada yang 3,5 juta. Itu sekolah sendiri yang menganggarkan melalui dana BOS, bukan kami,” ucapnya. (Moh Iksan/Hasin)