Selain itu, Miming juga mengatakan bahwa hujan yang kerap turun belakangan secara tak langsung akibat dari sirkulasi siklonik di Samudera Hindia sebelah barat Bengkulu.
Sirkulasi siklonik inilah yang membentuk daerah pertemuan atau perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di Bengkulu.
“Daerah konvergensi lainnya memanjang di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, di Bengkulu, di Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dari Maluku Utara hingga Papua Barat,” katanya.
Lebih lanjut Miming menjelaskan, kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi siklonik. Potensi hujan juga terjadi di sepanjang daerah konvergensi tersebut termasuk wilayah Jawa bagian barat.
“Gelombang atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO), Kelvin, dan Rosby yang ada di sekitar Sumatera Selatan, Lampung, Jawa bagian barat, Kalimantan, dan Maluku juga meningkatkan pertumbuhan awan hujan,” ucapnya. (Moh Iksan/Hasin)