Kabar duka menyelimuti sepak bola Indonesia saat laga yang mempertemukan Arema FC vs Persebaya berakhir dengan tragedi memilukan. Insiden ini didominasi atas kekecewaan terhadap hasil akhir, diyakini menjadi salah satu sebab terbesar yang mendorong terjadinya kericuhan di dalam stadion.
Kericuhan ini juga tampaknya disebabkan oleh berbagai faktor mulai dari sisi supporter, penyelenggara, penegak hukum bahkan arena pertandingan juga mempunyai kontribusi dan berakibat fatal bahkan menelan korban jiwa yang tidak sedikit.
Tulisan ini tidak bermaksud menyalahkan siapapun atas kejadian tersebut melainkan sebagai bahan refleksi khususnya dari bidang keselamatan dan kesehatan kerja.
Insiden kecelakaan bisa saja terjadi di mana saja, kapan saja dan kepada siapa saja. Untuk itu, keselamatan dan kesehatan kerja menjadi salah satu aspek yang perlu diperhatikan, termasuk di stadion yang tidak hanya sebagai tempat kerja melainkan sebagai tempat berkumpulnya banyak orang dalam event olah raga seperti pertandingan sepak bola yang tidak hanya dihadiri oleh penonton yang selalu membeludak tetapi juga emosi para supporter yang sering tidak terkendali karena dukungan kepada tim kesayangannya.
Kondisi itu setidaknya menjadi bahan pertimbangan para pengelola khususnya untuk mengidentifikasi secara lebih cermat potensi bahaya yang “mungkin” akan terjadi sehingga upaya antisipasinya juga perlu dilakukan sedini mungkin untuk menghadapi kemungkinan terburuknya.
Sala satu yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan penilaian risiko dan perencanaan tanggap darurat dengan cermat sesuai dengan potensi risiko dan bahaya yang antara satu tempat dengan tempat yang lain mempunyai perbedaan dari sisi layout, jenis bahaya dan pola respon yang juga akan berbeda.
Salah satunya dalam keselamatan dan kesehatan kerja dikenal dengan Emergency Response Plan (ERP) atau dikenal dengan Rencana Tanggap Darurat yang merupakan instrument perencanaan yang memuat prosedur-prosedur yang diperlukan untuk dilaksanakan jika terjadi keadaan darurat.