SURABAYA – Hasil Musda Demokrat Demokrat Jatim yang menunjuk Emil Elestianto Dardak masih mendapat kritik dari para kader partai berlambang mercy tersebut.
Kritik kali ini datang dari Ketua DPC Demokrat Sidoarjo, Juana Sari, menyebut aDPP tidak bisa melihat kondisi akar rumput di Jatim. Padahal, mayoritas suara kader di Jatim menginginkan Bayu Airlangga sebagai ketua DPD dan dibuktikan dengan raihan 25 dukungan DPC saat Musda.
“Masyarakat bisa melihat apa yang terjadi di Jatim. Jatim ini barometer Demokrat, kalau di sini saja masih ramai, 25 DPC itu tidak sedikit. Menyatukan 25 DPC dibanding 13 DPC kan bisa dilihat berat mana, kami prihatin dengan keputusan DPP,” kata Juana, di Surabaya, Sabtu (16/4/2022).
Juana Sari mengungkapkan, Ketum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) seharusnya turun langsung melihat kondisi kader di seluruh 38 kabupaten/kota Jatim. Di mana, mayoritas mendukung Bayu. Tidak hanya itu, Juana menjelaskan, alasan kader lebih memilih dan mendukung Bayu saat Musda, karena menantu Pakde Karwo itu suka turun ke akar rumput.
“Kami prihatin sebagai ketua DPC tidak mendapatkan perhatian yang lebih, seolah-olah kita ini dikatakan tidak siap kalah. Sebetulnya bukan itu, kami sebagai salah satu pendukung Bayu merasakan betul, peran Bayu dalam menggalang dukungan, membesarkan partai, turun ke bawah,” katanya.
Terpisah, Ketua Bappilu DPC Demokrat Kota Surabaya, Dodik Mulyadi menyayangkan keputusan DPP. Ia menyebut, Partai Demokrat mengkhianati asas demokrasi.
“Saya merasa menyayangkan, awalnya saya bangga sama Demokrat, sama ketum (AHY), termasuk Pak SBY. Adanya Demokrat ini partai yang cukup lengkap, nasionalis, dan religius.
Nasionalis menjunjung tinggi demokrasi, tapi kenyataannya kok kayak gini,” kata Dodik.
“Religius dulu, adanya pak SBY dekat ulama. Demokrat sekarang kok berbuat zalim. Saya kader di bawah kecewa. Saya mikirnya kecewa, karena Demokrat partai bagus. Saya pikir awal gitu, sekarang kok begini, apa mas AHY sebenarnya tahu kondisi seperti ini,” lanjutnya.