SAMPANG, Lingkarjatim.com – Program rehabilitasi bangunan SDN II Batorasang, Kecamatan Tambelangan memperihatinkan, pasalnya baru direhabilitasi tahun 2019 oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang melalui Dinas Pendidikan (Disdik) setempat sudah tidak bisa ditempati Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan normal.
Bahkan bangunan yang sempat mengalami bencana kebakaran diketahui hanya dilakukan rehab ringan, padahal kebutuhan program kegiatan rehabilitasi bangunan adalah program kegiatan rehabilitasi berat, karena pasca kebakaran bangunan tidak bisa dipergunakan.
Hal tersebut disampaikan oleh Anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Sampang Moh. Salim. Ia mengatakan bahwa realisasi program kegiatan yang dilakukan oleh Disdik Kabupaten Sampang terkesan tidak sesuai dengan ketentuan, hal itu dilihat dari sejumlah komponen bangunan yang dipasang pada dua lokal kelas tidak sama.
“Daun pintu yang menggunakan bahan ringan, bahkan keramik dinding dan lantai tidak terpasang semua hanya sebagian,” katanya.
“Nah ini yang perlu diperhatikan bersama, yang jelas kami kecewa dengan hasil rehabilitasi bangunan ini,” tegasnya usai melakukan kunjungan kerja ke SDN II Batorasang.
Pihaknya mengaku akan melakukan penelusuran terkait temuan tersebut, bahkan akan melakukan pertemuan dengan pihak terkait terutama dinas yang menjadi penanggung jawab kegiatan.
“Kita lihat saja nanti, apakah memang seperti itu pelaksanaannya, atau memang ada kongkalikong dalam proses pengerjaan,” tambahnya.
“Dinas pendidikan kemana ini?? Apa sudah d monitoring hasil pekerjaan 2019? Bukankah pencairan termin terakhir setelah pekerjaan rampung 100%, itu pintu kok gak di ganti maksudnya gimana?,” timpalnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SDN II Batorasang. Jumati mengaku tidak mengetahui secara pasti realisasi program kegiatan tersebut, bahkan pihaknya mengaku heran dengan hasil pembangunan yang tidak bisa dimanfaatkan dengan baik untuk kegiatan KBM.
“Saya kurang paham, bahkan saya juga sering kami meminta kepada yang mengerjakan dulu, karena hanya sebagian yang direhab,” katanya.
“Karena kondisinya sangat memprihatikan setelah direhab, kami sambil lalu mencari solusi untuk memperbaiki sendiri,” tambahnya. (Abdul Wahed)