SUMENEP, Lingkarjatim.com — Minum obat batuk berlebih akibatnya bisa sangat fatal. Ahmad Suyono mengalaminya. Pemuda 23 warga Desa Pajudan Nangger, Guluk-guluk, Sumenep ini harus merasakan dinginnya penjara, gara-gara menenggak satu box obat batuk cair merk Komix sekaligus.
Suyono yang sedang batuk-batuk, mengira meminum 10 bungkus obat batuk cair sekaligus akan langsung menyembuhkan batuk yang menderanya. Yang terjadi malah sebaliknya, dia menjadi linglung dan berjalan sempoyongan macam orang mabuk alkohol.
Langkah kaki yang tak terkontrol itu membawa Suyono ke sebuah tempat pemandian umum di Dusun Parseh, Desa Payudan Karangsokon.
Di jalan setapak menuju pemandian, Suyono berpapasan dengan seorang gadis QA, 16 tahun, yang kebetulan baru selesai mandi.
QA pun berteriak minta tolong karena Suyono tiba-tiba memegangi bahunya. Teriakan itu membuat warga keluar, mengejar dan berhasil menangkap pemuda berambut gondrong itu dan langsung menyerahkannya ke Polsek Guluk-guluk.
*Dikira Penculikan Anak*
Isu penculikan yang sedang merebak di Kabupaten Sumenep, sedikit banyak telah menyelamatkan Suyono dari amuk massa. Suyono langsung diserahkan ke polisi karena warga mengira dia hendak menculik QA. Padahal korban berteriak karena hendak dilecehkan.
Andai tak marak Isu penculikan dan Suyono ditangkap karena pelecehan. Akhirnya cerita Suyono mungkin berbeda.
Suyono sendiri membantah tudingan pelecehan itu. dia mengaku tidak menyadari hendak memegang tubuh QA. Yang dia ingat justru dia dikejar warga dan tertangkap di bawah pokok bambu.
*Polisi Pastikan Kasus Itu Bukan Begal Anak, Tetapi Pelecehan*
Ada pun Polres Sumenep berkesimpulan peristiwa yang menimpa QA bukan upaya penculikan melainkan pelecehan.
“Kejadian tersebut bukan penculikan, tetapi perbuatan pelecehan. Karena kondisi mabuk habis minum komix 1 dus atau 10 bungkus,” kata Kasubbag Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti, Sabtu (22/02) malam.
Widi tidak menampik, jika akhir-akhir ini, di Sumenep memang telah berhembus isu terkait penculikan anak. Hal dinilai itu telah membuat masyarakat menjadi resah.
Padahal, kata Widi, Polres Sumenep telah melakukan pendataan, sampai saat ini sama sekali tidak ada kejadian maupun laporan terkait penculikan anak di Kabupaten Sumenep.
Untuk itu, ia meminta semua elemen masyarakat untuk tetap tenang. Ia pun meminta semua elemen, termasuk media masa untuk mendinginkan suasana yang terjadi saat ini akibat isu penculikan anak tersebut.
Ia juga meminta, pelaku media untuk memberikan pemahaman terhadap masyarakat Sumenep, agar masyarakat merasa tenang. (Abdus Salam)