SUMENEP, Lingkarjatim.com — Harapan masyarakat Sumenep, khususnya penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) untuk menikmati beras yang lebih layak konsumsi dari era bantuan beras untuk keluarga sejahtera (Rastra) terkesan sia-sia. Pasalnya, kualitas beras antara rastra dan BPNT tak ada bedanya.
Hal itu, membuat masyarakat penerima manfaat bantuan sosial itu mengeluh. Beras yang diterima dari E-Warung hancur dan tidak sesuai harapan. Hal itu hampir merata di sejumlah kecamatan di Kabupaten Sumenep. Salah satunya di Kecamatan Giligenting.
Salah seorang Keluarga Penerima Manfaat (KPM) berinisial AT, asal Pulau Giliraja, Kecamatan Giligenting mengeluhkan kualitas beras yang dia terima. Selain hancur, beras yang diterima tidak laiak dikonsumsi.
“Kalau sudah seperti ini ya mau bagaimana,” kata perempuan itu menggunakan Bahasa Madura dengan muka kebingungan beberapa saat lalu usai menerima beras itu.
Kualitas itu, disebut tidak ada bedanya dengan rastra dulu. Padahal, sistemnya sudah berubah. Kalau Rastra mengandalkan Bulog sebagau Suplayer, BPNT membebaskan E-Warung untuk menerima suplay beras dab telur.
“Kalau dulu menggunakan kupon, sekarang pakai ATM,” katanya lagi dengan menggunakan bahasa yang sama, yakni Bahasa Madura, dengan harapan, beras itu ke depan lebih baik dan lebih laiak konsumsi.
Sementara itu, sebelumnya, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Sumenep, Muhammad Ikhsan berjanji akan menuntaskan segala persoalan sosial yang ada di Kabupaten Sumenep. Termasuk persoalan keluhan warga terkait PKH dan BPNT.
“Ketika ada orang merintih, ada masyarakat yang mungkin mengeluh masalah-masalah PKH ataupun BPNT, itu menjadi target kami untuk diselesaikan dan dituntaskan secara baik,” kata mantan Kabid Pemuda dan Olahraga Disparbudpora Sumenep itu. (Abdus Salam)