SURABAYA, Lingkarjatim.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur menghimbau masyarakat tidak cemas untuk mengkonsumsi telur. Sebab, isu telur mengandung racun dioksin bukan telur dari hasil peternak ayam di Jatim.
“Telur yang mengandung dioksin itu berasal dari ayam lepasan atau rumahan “liar”. Beda masalahnya jika telur itu dari ayam peternakan yang memang untuk sentra produksi telur. Jadi masyarakat tidak terlalu khawatir, karena telur yang ada di pasaran berasal dari sentra produksi, yang sudah diperiksa dan aman sebelum dipasarkan,” kata Kepala Dinkes Jatim, Kohar Hari Santoso, dikonfirmasi, Kamis (21/11/2019).
Kohar mengatakan, telur yang mengandung dioksin disebabkan oleh pembakaran sampah plastik yang tidak sempurna, sehingga mengandung zat bernama dioksin, secara kimiawi bernama TCC. Dan zat dioksin biasa dimasukkan pada makanan dalam jumlah rendah ataupun banyak.
“Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan jumlah ambang batas manusia boleh mengonsumsi zat dioksin. Yang harus dilihat lebih lanjut adalah ayamnya, harus dilihat dalam kadar dioksinnya berapa banyak,” kata Kohar.
Kata Kohar, dioksin yang dikonsumsi dalam kadar cukup tinggi bisa berpengaruh pada kesehatan. Mulai dari kelainan pada kulit, juga bisa menyebabkan keluhan pada lapisan dalam rahim wanita, yang bisa menyebabkan nyeri dan kanker.
“Jadi harus dilihat kandungannya sesuai yang ditetapkan WHO. Karena zat dioksin tidak hanya dari plastik, tapi juga dari gas pencemaran udara,” katanya.
Untuk mencegahnya, Kohar menyarankan agar masyarakat tidak makan makanan mengandung dioksin secara berlebihan.
“Karena terlalu banyak mengonsumsi telur tidak bagus. Kemudian harus memperhatikan kualitas makanan. Kadar paling tinggi zat dioksin bisa dari daging yang berlemak,” kata Kohar. (Amal Insani)