BANGKALAN, Lingkarjatim.com – Jalur rel kereta api di Madura, khususnya di Bangkalan pada Djaman Dahoeloe ternyata melewati Burneh dan Tanah Merah. Bisa dibayangkan andai kereta api masih beroperasi dengan jalur sesuai peta Rel Kereta Api tahun 1940an ini, jika kita bepergian ke wilayah timur Madura, pastilah tidak akan kena antrian kemacetan panjang di sekitar Pasar Tanah Merah 😀
Seperti yang dapat kita lihat pada peta ini, jalur Telang-Sukolilo (Labang) belum ada. Jalur Bangkalan bisa terus berlanjut menuju Tonjung Burneh hingga Tanah Merah baru berbelok mengarah ke arah Kwanyar. Dari Kwanyar lanjut menuju Modung, kemudian berbelok ke arah Blega baru ke arah Sampang, Pamekasan dan Sumenep hingga Kalianget.
Jalur Kamal-Sukolilo-Kwanyar sudah dibangun pemerintah Belanda. Sedangkan jalur Kamal-Telang-Sukolilo dibangun saat masa pendudukan Jepang. Pada jaman Jepang, banyak rel yang dibongkar untuk keperluan perang, termasuk jalur Bangkalan-Burneh-Tanah Merah-Kwanyar.
Sebagai tambahan informasi, jalur kereta api pada jaman Jepang kemudian hanya sampai di Pamekasan saja. Sebab rel yang menuju Sumenep juga dibongkar oleh Jepang untuk kebutuhan perang pasifik yang sedang berkecamuk pada waktu itu.
foto udara Pelabuhan Kamal dan Stasiun Kereta Api Kamal tahun 1946 (Bangkalan Memory)
Stasiun Kereta Api di Bangkalan memang lokasinya di Jl. Mayjen Sungkono atau lebih akrab dengan sebutan Pasar Senggol… dan ini penampakan Stasiun Kereta Api Bangkalan pada tahun 1946.
Gerbong Kereta Api yang ada di Stasiun Bangkalan pada tahun 1946
(sumber: bangkalan memory/nir)