SURABAYA, Lingkarjatim.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta Polda Jatim menindak tegas geng remaja, yang melakukan kekerasan dan kriminalitas di seluruh wilayah Jatim.
Langkah ini ditempuh karena menyusul maraknya aksi kekerasan dan kriminalitas yang melibatkan remaja belasan tahun.
“Pemprov akan terus kordinasi dengan kepolisian untuk menertibkan dan tidak akan membiarkan segala bentuk aksi kekerasan. Apalagi jika sudah sampai pada upaya menghilangkan atau membahayakan nyawa seseorang. Apalagi geng-geng remaja ini meresahkan masyarakat,” kata Khofifah, di Surabaya, Kamis (24/10/2019).
Dalam waktu sebulan terakhir ini, cukup banyak aktivitas geng remaja melakukan aktivitas yang menjurus ke kekerasan dan kenakalan remaja.
Salah satunya terjadi di Kota Surabaya, ada dua kubu geng yang hingga kini berseteru, yaitu geng KP Jawara dan geng All Star, yang menggunakan kekerasan dengan senjata celurit, gergaji, pisau hingga gasper besi.
Begitu juga awal bulan lalu aksi kekerasan geng remaja putri juga terjadi di Kabupaten Magetan.
Seorang siswi salah satu SMK diserang geng putri, akibatnya korban mengalami luka dan trauma hingga dilarikan ke rumah sakit.
Terbaru, aksi kekerasan geng motor yang usianya masih belasan tahun bahkan menyebabkan satu orang tewas di Kabupaten Pasuruan.
Pelakunya masih berusia 18 tahun, menyerang pemuda di warung kopi dengan celurit lantaran motif balas dendam.
Mengetahui fenomena itu, Khofifah mengaku prihatin adanya aksi geng remaja yang melakukan kekerasan, hingga menghilangkan nyawa orang lain yang terjadi di Jatim.
Khofifah menyebut aksi tersebut merupakan ancaman buat ketertiban dan keamanan masyarakat.
“Mereka harus dibina tetapi perlu tindakan tegas,” katanya.
Menurutnya, kenakalan remaja yang marak terjadi belakangan ini akibat dua faktor penting, yakni faktor lingkungan keluarga dan juga faktor lingkungan pergaulan termasuk media sosial.
“Kedua faktor tersebut, sangat mempengaruhi pemikiran, perilaku, pola kehidupan, dan tumbuh kembang anak,” kata Khofifah.
Khofifah berharap Dinas Pendidikan Kabupaten Kota dan Dinas Pendidikan Jatim menyiapkan format antisipatif, korektif dan evaluatif, serta pelaporan dan tindak lanjut dengan berkoordinasi dengan Polres dan Polda.
Jika nantinya ada aksi geng remaja yang melakukan kekerasan, atau aktivitas yang meresahkan ketertiban masyarakat harus ditindak tegas.
“Ini menjadi tugas bersama. Jangan sampai kenakalan-kenakalan remaja ini terus berlangsung, dan jika tidak ditertibkan dan tidak diberi tindakan tegas akan terkesan pembiaran,” kata mantan Menteri Sosial (Mensos) itu. (Amal Insani)