BANGKALAN, Lingkarjatim.com- Saat ini apa yang tidak bisa menjadi uang, rumput pun bernilai uang, rumput yang masih hijau dimanfaatkan segelintir orang untuk dijual kepada masyarakat.
Aktivitas jual beli rumput itu terlihat di pasar Kombangan, Geger. Ada puluhan rumput yang sudah di ikat siap untuk dipasarkan kepada pembeli.
Ismail salah satu pengunjung pasar Kombangan itu mengatakan menjual rumput di musim kemarau ini cukup menjanjikan. Sebab, musim kemarau tahun ini cukup panjang.
Kondisi di desa sangat panas sementara rumput mulai susah dicari. Bahkan rumput yang biasa dijadikan pakan sapi sudah mengering.
“Rumput itu diambil dari daerah Juanda sana,” kata pemuda asal desa Dabung itu. Rabu (09/10/2019).
Berapa harga satu ikat rumput? Ismail menyampaikan per ikat rumput dihargai Rp.20.000 sampai Rp.25.000. Memang harga yang cukup mahal. “Cukup mahal memang, karena mendatangkan dari luar Madura,” jelasnya.
Tidak sedikit orang yang membeli rumput yang masih hijau itu. Ismail mengatakan masyarakat pedesaan masih belum kemampuannya untuk mengolah pakan sapi agar cepat gemuk.
“Ya cukup banyak, karena sapi itu kadang-kadang tidak mau dengan rumput yang sudah kering,” ujarnya.
Bagi peternak sapi, kata pengusaha muda itu sangat merugikan bagi peternak. Jika di kalkulasi biaya untuk pakan sapi saja bisa mencapai 5 juta selama musim kemarau.
Ada peribahasa orang desa itu “Palang, Sapenah Ngakan ka pokangah dhibik (palang, sapinya makan ke pahanya sendiri). Hal itu dipahami peternak rugi karena di musim kemarau rumput masih beli. “Bagi peternak sebenarnya rugi,” tuturnya. (Khoeron Gazan)