Menu

Mode Gelap

Uncategorized · 14 Oct 2019 13:12 WIB ·

Komunikasi Wakil Ketua DPRD Sumenep Dinilai Buruk, Ketua DPC Demokrat : Perlu Belajar


Komunikasi Wakil Ketua DPRD Sumenep Dinilai Buruk, Ketua DPC Demokrat : Perlu Belajar Perbesar

Indra Wahyudi (kiri), Soengkono Sidik (kanan)

SUMENEPLingkarjatim.com, Polemik postingan wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumenep, Jawa Timur dari Partai Demokrat, Indra Wahyudi belum juga usai. Indra yang menyebut media “ecek-ecek” di akun facebook pribadinya, Indra Wahyudi semakin mendapat penilaian negatif sebagai wakil rakyat.

Setelah sebelumnya diluruk sejumlah wartawan, dan sejumlah pengamat politik menilai komunikasi Indra sebagai publik figur buruk, kini ketua DPC Demokrat, Soengkono Sidik pun angkat bicara.

Komunikasi Indra Wahyudi yang dinilai buruk itupun mendapat perhatian serius dari Soengkono. Kata dia, Indra perlu banyak belajar lagi etika komunikasi, terlebih dengan jabatan strategis dia sebagai wakil pimpinan DPRD.

“Itu (Indra) kan masih muda, usianya muda, masih perlu belajar,” kata Soengkono Sidik saat dihubungi sejumlah media melalui sambungan telephone nya, Senin (14/10).

“Sudah sering kita rembukkan dan sebagainya, paling tidak mengikuti, kita menginginkan suatu wakil pimpinan yang memang harus betul-betul memperjuangkan untuk rakyat Sumenep,” tambahnya.

Kata mantan wakil Bupati Sumenep itu, pihaknya akan berupaya mengingatkan Indra, jika apa yang diucapkan Indra melalui akun facebooknya mendapat respon negatif dari maayarakat.

“Ya kalau memang itu suatu hal yang kurang berkenan pada masyarakat, ya nanti kita perbaiki, kita ingatkan,” tegas mantan Kepala Bappeda Sumenep itu.

Sebelumnya, Status Facebook, Wakil Ketua DPRD Sumenep, Indra Wahyudi, dari Fraksi Partai Demokrat, menyebutkan media “ecek2” yang cenderung mendiskreditkan dalam setiap pemberitaannya tak akan mengalahkan popularitas dirinya di mata masyarakat.

Kata Indra media “ecek-ecek” yang dia maksud adalah media yang tidak jelas identitasnya. Termasuk badan hukum media tersebut. Selain itu, kata Indra yang dia maksud dengan media “ecek-ecek” itu adalah kriteria media yang sering menyebarkan berita bohong.

Sayangnya, ketika ditanya identitas media yang dimaksud, Indra enggan menyebutkannya. Kata dia, itu menjadi konsumsi pribadinya.

“Media-media yang keberadaannya tiba-tiba ada, satu minggu ada, satu minggu tidak ada. Saya berharap, kemudian tidak ada media yang seperti itu. Dalam tanda kutip, media ecek-ecek yang saya sebut disini adalah pertama, legalitas kelembagaannya tidak jelas,” kata Indra, Rabu (09/10).

“Kemudian tidak ada identitas keberadaannnya, tidak jelas. Sebab, jika ini dibiarkan maka kredibilitas media yang formil, seperti media media lokal atau nasional yang sudah berdiri, ini akan menjadi imbas buruk dengan adanya media media yang seperti ini (ecek ecek, red),” tambahnya. (Abdus Salam)

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 4 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Gandeng ICW, Kampus UTM Gelar Pendidikan Anti Korupsi

26 September 2024 - 15:41 WIB

Abdi Desa PMII UTM, Begini Antusias Masyarakat Pendabah, Kamal Bangkalan.

10 September 2024 - 17:08 WIB

Buka Pendaftaran Paslon Bupati dan Wakil Bupati Bangkalan 2024, KPU Sosialisasi Syarat Terbaru yang Harus Dipenuhi

26 August 2024 - 17:09 WIB

Jalan Desa Gemurung-Tebel Rusak, Begini Respon Pemkab Sidoarjo

14 March 2024 - 16:11 WIB

20 Warga Binaan Umat Hindu di Jatim Peroleh Remisi Nyepi

11 March 2024 - 15:54 WIB

GERAK CEPAT MEMBANGUN DESA; KKN 03 STAI AL-HAMIDIYAH BANGKALAN SUKSES TERAPKAN PROGRAM BLUE GREEN ECONOMY

6 January 2024 - 20:24 WIB

Trending di Uncategorized