SURABAYA, Lingkarjatim.com – Salah satu tokoh asal Jawa Timur mendapat gelar Pahlawan Nasional. Dia adalah almarhum KH. Masjkur, warga asal Desa Pagetan, Singosari, Malang, kelahiran 30 Desember 1902.
“KH Masjkur ditetapkan menjadi pahlawan Nasional ke 22 asal Jatim,” kata Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Jatim, Aries Agung Paewai, di Surabaya, Jumat (8/11/2019).
Aries mengatakan, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa langsung bertolak ke Jakarta, mendampingi keluarga ahli waris kiai Masjkur menerima gelar Pahlawan Nasional di Istana Negara, hari ini. Penyematan tanda gelar pahlawan diserahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo.
“Beliau diundang ke Istana untuk mendampingi keluarga kiai Masjkur. Ini suatu kebanggaan dan wujud syukur Pemerintah serta masyarakat Jatim, karena salah satu putra terbaiknya tahun ini kembali mendapat anugerah gelar Pahlawan Nasional dari Presiden RI,” kata Aries.
Pemerintah, lanjut Aries, menilai kiai Masjkur layak menyandang gelar pahlawan atas kontribusi, dan jasa-jasanya untuk Indonesia. Pemberian gelar pahlawan tersebut merupakan usulan masyarakat, sejarawan, dan pemerintah yang melihat perjuangan dan jasa-jasa kiai Masjkur.
Kiai Masjkur merupakan salah satu tokoh Nahdlatul Ulama asal Malang dan Perintis Pembela Tanah Air (PETA). Dia merupakan panglima tertinggi barisan perjuangan yang terdiri dari para santri yakni Laskar Hizbullah.
Laskar umat Islam itu, terlibat aktif dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan, termasuk Pertempuran Surabaya yang berpuncak pada 10 November 1945. Seiring waktu, laskar ini melebur dengan angkatan peran RI sebelum akhirnya menjadi TNI.
Semasa hidupnya, kiai Masjkur pernah menjabat sebagai Menteri Agama pada lima kabinet berbeda dalam rentang waktu 1948 – 1955. Kiai Masjkur merupakan tokoh NU ke-3 yang mengemban amanat, sebagai menteri agama setelah KH. Wahid Hasyim dan KH. Fathurrahman Kafrawi.
“Gelar pahlawan ini, bukti bahwa apa yang dilakukan tokoh-tokoh pendahulu asal Jatim diakui jasa, dan sumbangsihnya oleh negara. Semakin memperkokoh posisi Jatim sebagai motor penggerak kemerdekaan dan kemajuan peradaban bangsa,” katanya.
Hngga kini jumlah Pahlawan Nasional asal Jatim berjumlah 22 nama. Selain, KH Masjkur (ditetapkan 2019), mereka diantaranya KH Abdul Wahab Chasbullah (Ditetapkan 2014), Basuki Rahmat (Ditetapkan 1969), HOS Cokroaminoto (Ditetapkan 1961), Douwes Dekker atau Danudirdja Setiabudi (Ditetapkan 1961).
Selanjutnya Harun Bin Said atau Harun Tohir (Ditetapkan 1968), Halim Perdanakusuma (Ditetapkan 1975), KH Hasyim As’yari (Ditetapkan 1964), Iswahyudi (Ditetapkan 1975), Syodanco Soeprijadi (Ditetapkan 1975), Suroso (Ditetapkan 1986), Suryo (Ditetapkan 1964), Mas Isman (Ditetapkan 2015), Mas Mansur (Ditetapkan 1964).
Lalu, Mas Tirtodarmo Haryono (Ditetapkan 1965), Soekarno (Ditetapkan 2012), Sukarni (Ditetapkan 2014), KH Wahid Hasyim (Ditetapkan 1964), Untung Surapati (Ditetapkan 1975), Soetomo (Ditetapkan 1961), Sutomo (Ditetapkan 2008), dan Mustopo (Ditetapkan 2007). (Amal Insani)