SURABAYA, Lingkarjatim.com- Menyikapi meluasnya informasi terkait penggunaan mobil PCR yang diprotes oleh Pemkot Surabaya, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Subhan, menjelaskan kronolgi pemanfaatan mobil PCR bantuan BNPB tersebut.
Subhan menjelaskan, Gugus Tugas Penanggulangan Covid19 Jatim sebelumnya telah mengirim surat tertanggal 11 Maret kepada BNPB terkait permohonan dukungan percepatan penegakan diagnosis Covid19 termasuk 15 mesin PCR unit. Pada saat itu Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, dan Pangdam V Brawijaya juga menelepon Kepala BNPB Doni Monardo, dan mengirim pesan WhatsApp kepada deputi. Kemudian pada malam harinya dikirimlah 1 unit mobil dan dua mesin PCR, sekaligus meminta arahan sopir dalam hal serah terima.
Pada tanggal 25 Mei 2020, kata Subhan, Pemprov Jatim telah mengirim surat kepada Pemkot Surabaya terkait prioritas operasional Mobil PCR ini, namun hingga kini surat tersebut tidak ada jawaban. Oleh karenanya, Pemprov memutuskan kali pertama Mobil PCR ini dioperasionalkan tepatnya tanggal 27 Mei 2020 ke RS universitas Airlangga (RSUA) Surabaya dan berhasil mengerjakan 200 sampel. Kemudian dilanjut untuk mengerjakan 100 sampel di RS Haji Surabaya.
“Mobil PCR ini sudah mulai dioperasionalkan pertama kali untuk Kota Surabaya. Langkah ini sebagai komitmen Pemprov Jatim, setelah Pemkot Surabaya mengirimkan surat permohonan untuk penggunaan mobil PCR ke BPPD Jawa Timur. Di kota dengan jumlah kasus positif Covid19 tertinggi ini, di hari pertama mobil PCR ini dioperasionalkan tercatat sudah melayani 300 sampel warga Surabaya,” kata Subhan, Jumat (29/5/2020).
Saat ini, menurut Subhan, Kota Surabaya dinilai sudah terpenuhi untuk fasilitas lab PCR nya dengan mampu memeriksa 800 sampel per hari, ditambah dengan mobil PCR BIN yg mampu memeriksa 200 sampel per hari.
Dikatakannya, mobil PCR ini juga digunakan untuk mendatangi daerah-daerah merah lainnya di Jawa Timur yang belum memiliki Lab PCR, dan jumlah PDP dan positif sangat tinggi seperti Tulung Agung, Lamongan, dan Kediri.
“tanggal 28 Mei 2020 Mobil PCR ini diarahkan ke Sidoarjo dan Lamongan karena banyaknya pemintaan dari RS untuk mengerjakan lab pasien Covid19 di wilayah tersebut.”
Tulungagung adalah Kabupaten dengan PDP tertinggi no 2 di Jawa Timur berdasarkan jumlah PDP dengan jumlah 588 pasien. Dimana terdapat 172 pasien yang meninggal dalam status PDP sebelum sempat di swab. Sedangkan Lamongan memiliki kasus konfirmasi sebanyak 96, tertinggi setelah Surabaya raya. “Oleh karena itu, Mobil lab harus berkeliling ke daerah yang membutuhkan,” katanya.
Ditegaskan Subhan, Pemprov Jatim akan terus memanfaatkan mobil PCR untuk membantu penanganan kasus Covid 19 di seluruh daerah Jawa Timur. “Semuanya menjadi ikhtiar agar penyebaran covid 19 semakin mudah terdeteksi dan dapat diatasi penyembuhannya,” Tutupnya. (Khoeron Gazan)