SURABAYA, Lingkarjatim.com – Warga Kota Surabaya mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam memberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Bagaimana tidak, hingga hari keempat PSBB masih banyak ditemukan orang yang nongkrong di warung kopi (warkop).
Pantauan di sejumlah lokasi, pemilik warkop tetap nekat membuka usahanya. Salah satunya di tepi jalan tepatnya di sebelah Rumah Sakit Islam (RSI) di Jalan A. Yani Surabaya. Di sana, terlihat banyak orang hingga driver ojek online (ojol), tengah asik nongkrong, ngobrol sembari menunggu orderan.
Penampakan serupa juga terlihat di warkop di wilayah Surabaya Selatan, tepatnya di sepanjang Jalan Jetis Kulon, Pulo Wonokromo, Ketintang Madya, Ketintang Wiyata, dan warkop di Jalan Jambangan. Puluhan kendaraan roda dua tampak terparkir rapi persis di depan warkop.
Puluhan pengunjung tengah terlihat tengah asik ngobrol, bercengkrama dengan satu sama lain sambil menghisap rokok, dan menikmati secangkir kopi. Selain tidak menggunakan masker, mereka duduk berdempetan tanpa jarak, tidak menghiraukan aturan PSBB seperti sosial distancing dan pyhsical distancing.
“Sejak PSBB diberlakukan, ini warkop buka terus dan aman-aman saja. Harusnya kalau pemerintah serius, mestinya ditutup,” kata Arik Mahardika, 48, warga asal Jetis Kulon, Kecamatan Wonokromo, Surabaya, Minggu malam (3/5/2020).
Senada juga disampaikan Ponco Ariyono, 53, warga Ketintang, Surabaya, menyebut pemerintah dan aparat kepolisian tidak serius menegakkan aturan PSBB. Sebab, Yono, sapaan akrabnya, mengaku sejumlah warkop di sekitar rumahnya tidak pernah ditutup, meski pernah ada operasi gabungan Tim Covid-19 Pemprov dan Pemkot Surabaya.
“Masjid saja ditutup, masa ini warkop, cafe-cafe masih buka dan ramai. Harusnya pemerintah dan aparat penegak hukum tegas, kalau memang serius ingin memutus mata rantai penyebaran korona di Surabaya,” kata Yono.
Bapak tiga anak itu berharap pemerintah tegas, serius menangani kasus covid-19 di Surabaya. Yono mengaku ingin bisa kembali beraktifitas tanpa ada rasa khawatir, dan cemas karena virus korona. “Tolong pemerintah lebih tegas lagi, jangan hanya mampu menutup masjid tapi menutup mata untuk menutup warkop,” pungkas Yono. (Amal Insani)