SURABAYA, Lingkarjatim.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur mengungkap penyebab banjir di kawasan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo. Salah satunya karena kondisi tanah di daerah tersebut cekung, sehingga ketika diguyur hujan air tidak bisa mengalir.
“Di daerah itu kondisi tanahnya cekung, sehingga airnya tidak bisa mengalir dan mengendap hingga terjadi banjir,” kata Kepala Pelaksana BPBD Jatim, Suban Wahyudiono, di Surabaya, Rabu (26/2/2020).
Menurut Suban, BPBD Jatim sudah berupaya maksimal mengurangi genangan air, dengan menerjunkan delapan pompa air di beberapa titik lokasi banjir. Penyediaan pompa itu diharapkan mampu mengurangi debit air di dua desa terdampak banjir, yakni Desa Banjar Asri dan Kedungbanteng, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo.
“Namun, intensitas hujan yang tinggi tidak membuat banjir surut. Bu Gubernur langsung meminta kami untuk ikut terjun menangatasinya, mengingat ini kondisi darurat telah sebulan banjir,” ujarnya.
Diakuinya, genangan yang terjadi di dua desa itu selama sebulan dikarenakan curah hujan tinggi beberapa bulan terakhir ini. Ketinggian air mencapai sekitar 10-50 sentimeter, membuat permukiman, jalan raya, dan ladang sawah milik warga terendam.
“Tapi ketinggian air saat ini berangsur menurun, sekitar 10-15 sentimeter. Tapi genangan air itu kembali tinggi ketika hujan turun, karena memang daerahnya cekung,” kata Suban.
Suban menyarankan Pemkab Sidoarjo menyiapkan solusi jangka panjang, untuk mengatasi banjir di Tanggulangin. Di antaranya, membuat waduk buatan agar air dapat tersalur dengan baik. Kemudian menertibkan bangunan liar, sehingga tidak menghambat aliran air masuk ke sungai.
“Untuk solusi jangka panjang masih akan dirapatkan siang ini. Nanti akan dipimpin langsung Plt Bupati Sidoarjo, karena itu kewenangan Pemda setempat,” pungkas Suban. (Amal Insani)