SURABAYA, LingkarJatim.com- Akhir-akhir ini Indonesia selalu diterpa masalah kebangsaan berupa benturan ideologi dan problem lainnya yang terus bergulir tiada henti ditengah-tengah masyarakat.
NU sebagai ormas terbesar di Indonesia sangat diharapkan berperan aktif dalam membantu NKRI untuk menjaga kestabilan dan harmonisasi dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk.
Salah satu seorang penanya pada saat acara “Seminar dan Bahtsul Masail Kebangsaan: Manhaj Beragama ala Wali Songo; Perekat Persaudaraan Islam dan Persatuan Nasional serta haul agung Sunan Ampel ke-568” yang diselenggarakan di Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya, Kamis (11/05/2017) menilai sikap NU terkesan lambat memberikan respon terhadap masalah kebangsaan akhir-akhir ini.
Bahkan menurutnya ada juga sejumlah fungsionaris NU yang akhirnya bergabung dengan aksi yang dilakukan ormas keagamaan tertentu.
KH. Ma’ruf Amin selaku pemateri langsung merespon pertanyaan tersebut, menurutnya NU harus tetap tenang dan santun dalam menyelesaikan berbagai masalah kebangsaan.
“NU dehem saja, pemerintah kalang kabut. Kalau NU ikut-ikut teriak dan terbakar, negara bisa kacau”ujar Rais Aam PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) itu
Pria yang sekaligus menjabat sebagai Ketua MUI (Majlis Ulama Indonesia) ini, menegaskan pemerintah sampai sekarang tetap menghargai dan menghormati NU. Ia menghimbau kepada para nahdliyin agar tetap istikomah dalam organisasi NU.
“Orang NU tidak usah kemana-mana, tetap saja di NU. NU itu besar”kata mantan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden di era SBY
Kata, KH. Ma’ruf Amin, dalam perjalan sejarah Indonesia, Ulama NU selalu memberikan solusi terhadap masalah hukum. NU yang dikenal moderat mampu mempertemukan teks kitab suci dan ijtihad. “Dalam mengambil keputusan hukum, NU tidak semata-mata berpegang pada teks, seperti yang ditunjukkan kaum tekstualis”tuturnya
Meskipun metode ijtihad yang digunakan, kata Dia, Ulama NU tidak serta-merta mengandalkan nalar tapi juga berpegang teguh pada rel (Manhaj) yang dibenarkan.”Karenanya, NU berpegang pada Nash dan juga Ijtihad”tegasnya
Acara yang diselenggarakan oleh PWNU Jatim dan juga bekerjasama dengan Takmir Masjid Agung Sunan Ampel ini turut dihadiri KH. As’ad Said Ali, mantan wakil Ketua PBNU. (Sul/Red)