Selain itu, Mathur juga mengatakan, yang memicu hujan interupsi hingga aksi walk out itu juga jawaban eksekutif yang disampaikan dalam bentuk ringkasan, lampiran-lampirannya tidak ada.
“Baru setelah ngamuk, protes dan setelah rapat selesai lampiran-lampiran itu diantarkan ke ruang fraksi. Ini kan akal-akalan birokrasi di Pemprov Jatim kita ini mau dikadalin terus,” katanya.
Dengan kejadian tersebut, Mathur menilai fraksi-fraksi di DPRD Jatim benar-benar menjadi fraksi, tidak seperti anggapan yang selama ini hanya ada satu fraksi.
“Jadi yang dulu dikatakan hanya ada satu fraksi yaitu fraksi jawa timur, tadi di rapat paripurnya kayaknya sudah menjadi fraksi beneran. Kalau hanya segelintir yang teriak dikira mencari perhatian dan segala macam. Sekarang frekuensinya sama akhirnya teriak semua,” ucapnya. (Moh Iksan)