Bangkalan, Lingkarjatim.com,- Beberapa haribterkahir viral siswa SD Negeri Lerpak satu melaksanakan kegiatan belajar mengajar di luar kelas. Berdasarkan informasi yang neredar mereka di usir dari sekolah tempatnya belajar karena gedung sekolah yang biasa ditempati masih bermasalah.
Media Lingkarjatim.com mengkonfirmasi langsung perihal kejadian tersebut kepada Plt kepala sekolah SDN Lerpak satu Joko Santoso.
Menurutnya hal tersebut bermula dari tangal 16 Agustus 2023 ketika dirinya mendapatkan surat dari kepala BPKAD, Surat tersebut prihal perlengkapan untuk proses sertifikat tanah yang ditempati oleh gedung SDN Lerpak satu, yang mana tanah tersebut merupakan hasil hibah dari masyarakat.
“Yang dulu pernah di hibahkan oleh kepala desa yang lama pak sumbri,” ucapnya Selasa (20/09/23).
Surat itu kemudian sudah di proses dengan dimintai tangan kepada kepala desa setempat. Yang kemudian akan dilanjutkan dengan pemasangan patok atau tanda batas di atas lahan tersebut, sesuai arahan dari bagian Aset.
Namun menurutnya setelah pamit untuk minta disaksikan pemasangan tanda batas, pak sumbri selaku pemilik tanah yang pernah menghibahkan lalu menolak untuk pemasangan patok pembatas tanah tersebut.
“Ternyata beliau tidak setuju bahkan mencabut keterangan hibah itu,” ucap Joko.
Tidak hanya itu, dirinya juga mengaku mendapatkan tekanan agar segera menghubungi dinas untuk mempertanyakan perihal kepastian masalah tukar guling lahan SMPN 3 Geger yang menurutnya hingga saat ini belum selesai.
Berselang beberapa hari dirinya bahkan merasa mendapatkan ancaman untuk tidak melakukan kegiatan belajar mengajar di SDN Lerpak satu.
“Saya merasa kok tiba-tiba setelah beliau (pemilik lahan, red) tidak bersedia memasang patok, dan mencabut hibahnya beberapa hari kemudian saya diancam kalau itu (masalah SMP 3 Geger, red) tidak segera di tindak lanjuti oleh dinas, maka sekolah harus diliburkan,” ucapnya.
Bahkan menurutnya jika sekolah tidak diliburkan maka akan diliburkan secara paksa, maka dari itu demi keamanan Joko mengaku sempat memutuskan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara daring demi keselamatan guru dan anak-anak siswa atas hasil koordinasi dengan dinas pendidikan kabupaten Bangkalan.
Namun setelah kegiatan belajar mengajar dilaksanakan sacara daring, Muncul banyak pertanyaan orang tua siswa ada apa dan kapan mulai masuk kelas lagi seperti biasanya.
Menyikapi hal tersebut kemudian joko mengaku melakukan koordinasi denagn beberapa tokoh dan masyarakat desa setempat yang kemudian muncul beberapa opsi, diantaranya: pertama kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di gedung madrasah terdekat, kedua : dilaksanakan di Balai desa, ketiga: dilaksanakan di salah satu rumah warga.