Kembali Ke Masa Lalu
Di dua pilpres 2014 dan 2019, PD selalu mendukung Prabowo sebagai pilihan politik daripada mendukung pasangan capres dan cawapres dari PDIP. Itu sebagai gambaran bahwa di pilpres 2024 pilihan politik PD kemungkinan dapat dibaca dari pilihan-pilihan politik sebelumnya. Secara psikologi-politik, PD ‘mungkin’ akan lebih nyaman jika berkoalisi dengan KIM daripada Koalisi PDIP. Jika itu terjadi, akan mengulang masa lalu walaupun hasilnya belum tentu sama dengan dua pemilu sebelumnya.
KIM akan menjelma sebagai koalisi yang tergemuk dengan mesin politik partai politik yang besar. Namun bukan menjadi jaminan bahwa Pilpres akan dimenangkan dengan mudah oleh koalisi yang besar karena ‘gap’ antara keinginan elites seringkali tidak mencerminkan suara publik.
Tidak menutup kemungkinan, PD berubah 180 derajat dengan memilih di Koalisi PDIP walaupun mungkin ada beban psikis-historis yang tidak mudah bisa dinetralisir antara Megawati Soekarno Putri dan Susilo Bambang Yudhoyono yang sepertinya sulit dipersatukan dalam satu koalisi dan kerja sama politik.
Apapun pilihannya, inilah dinamika politik yang harus disikapi dengan riang gembira. Koalisi atau kerja sama politik yang dipersatukan oleh kesamaan kepentingan baik jangka pendek atau jangka panjang bergantung spirit para aktor politik dalam membangunnya. Biarlah publik akan memberikan penilaiannya sendiri.
PKB lebih cepat move on dan cepat merespon dinamika politik itu. Bagaimana dengan PD? Apakah tetap meratapi kekecewaan dan menunjukkan sikap reaktif dalam setiap pernyataannya? Atau memulai konsolidasi menatap pemilu 2024 dengan optimis dan melakukan kerja-kerja politik yang diperlukan. Mari kita tunggu saja !
*Penulis adalah Alumni Magister Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya