BANGKALAN, Lingkarjatim.com – Melalui Fakultas Keislaman, Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menggelar seminar Internasional Annual Conference on Islamic Economy and Law (ACIEL), Selasa (22/02/2022).
Seminar yang diselenggarakan secara online itu dihadiri oleh Rektor UTM, H. Moh Syarif, Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal Kemenag RI Dr Muhammad Aqil Ilham dan direktur KNEKS Indonesia, Prof. Sutan Emir Hidayat.
Selain itu, seminar tersebut juga diisi oleh sejumlah pemateri, diantaranya, Nadirsyah Hosen, Monash University Australia, Mohammad Mahbubi Ali, Research Follow IAIS Malaysia dan Ayang Utriza Yakin, Universite Catholique de Louvain, Louvain-la-Neuve, Belgium.
Dekan Fakultas Keislaman UTM, Shofiyun. Nahidloh mengatakan, seminar tersebut merupakan kegiatan tahunan fakultas keislaman UTM dengan selalu mengusung tema-tema sesuai kondisi dan isu-isu aktual yang berkembang.
“Tema yang diusung kali ini adalah membangun kawasan industri halal dengan berbagai perspektif, mulai dari perspektif pendidikan, hukum, ekonomi, budaya dan lain sebagainya,” ujar dia.
Nahidloh juga mengatakan, seminar tersebut bertujuan untuk menambah wawasan keilmuan segenap civitas akademika khususnya dosen dan mahasiswa fakultas keislaman.
“Selain itu juga memberikan wadah untuk publikasi ilmiah untuk mahasiswa dan dosen, karena ini sudah bertaraf internasional,” katanya.
Dia juga mengatakan, dalam pelaksanaan seminar internasional itu, pihaknya bekerjasama dengan beberapa asosiasi keilmuan, diantaranya asosiasi dosen agama Islam Indonesia, ikatan ahli ekonomi islam Indonesia, KNEKS dan masyarakat ekonomi syariah.
“Dengan beberapa kolaborasi tersebut, harapannya fakultas keislaman semakin bisa berkontribusi dan menambah wawasannya,” tambahnya.
Sementara untuk mewujudkan kawasan industri halal seperti yang terkandung dalam tema yang diusung, Nahidloh mengatakan, fakultas keislaman akan memulai dengan membentuk ekosistem halal.
“Kalau ekosistem halal sudah terbentuk, maka industri halal akan mudah dibentuk dan dibangun,” lanjutnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, membangun industri halal melalui ekosistem halal menjadi kebutuhan, bukan hanya menjadi brand saja, karena yang dibutuhkan oleh masyarakat islam pasti halal, baik itu makanan, pakaian pariwisata maupun lainnya.
“Kami sangat berkomitmen dan konsisten akan hal itu, mulai dari tahun 2018 kita sudah menggaungkan tentang halal center, dan Alhamdulillah sekarang sudah disambut oleh universitas,” katanya.
Dengan demikian, kata dia, ke depan selain komitmen dan konsisten membangun industri halal juga menyambut regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah bahwa produk makanan maupun jasa wajib bersertifikat halal pada tahun 2024 mendatang.
Oleh karenanya, pembangunan industri halal bukan hanya menjadi tanggungjawab fakultas keislaman UTM, tetapi menjadi tanggungjawab semua pihak, terutama semua umat islam.
“Kami berharap semua umat Islam juga mendukung dan komitmen untuk membangun industri halal ini, karena ke depan ini akan sangat dibutuhkan,” ucapnya. (Moh Iksan/ Hasin)