Menurut Syaf, kendala percepatan program vaksinasi itu disebabkan keterlambatan suplai dosis vaksin dari kementerian kesehatan. Itupun tidak hanya di Sidoarjo tetapi seluruh Jawa Timur jadi semua kabupaten/kota akhirnya lambat.
“Tapi banyak organisasi organisasi tertentu bisa dapat vaksin baik dari gubernur atau dari kementerian. Saya mengusulkan datanya bisa masukkan ke Dinkes,” harap Syaf.
Lanjut Syaf mengatakan, untuk mengejar target 70 persen pada bulan agustus program vaksinasi di Sidoarjo mustahil tercapai. Meski antusias masyarakat cukup tinggi untuk di vaksinasi.
“Belum dapat, paling agustus baru mencapai 30 persen vaksinasi, ia itu terkendala pasokan vaksin. Kecuali diborbardir vaksin bisa tercapai,” tukasnya. (Imam Hambali)