BANGKALAN, Lingkarjatim.com – Pasca ditutupnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Desa Buluh, Kecamatan Socah beberapa waktu lalu, Pemkab Bangkalan hingga saat ini belum memiliki pengganti TPA yang disegel warga setempat itu.
Sebagai langkah alternatif untuk menangani sampah sementara, Pemkab Bangkalan, membuat tempat pembuangan sampah sementara yang terletak di Desa Bunajih, Kecamatan Labang sambil lalu mencari titik yang akan dijadikan TPA.
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bangkalan, Joni Artiono menyampaikan, saat ini, Pemkab sudah menyiapkan tiga lokasi untuk dijadikan TPA, namun dia tidak menyebutkan letak tiga lokasi tersebut.
“Sesuai hasil study dengan kabupaten dan kota lain, kita ingin ada tiga TPA. Tiga titik itu di Daerah Utara, Selatan dan timur,” ujar dia saat ditemui, Senin (06/04).
“Tapi tiga titik itu hanya usulan, belum bisa menetapkan titik mana saja yang akan dipilih, karena penentuannya harus melalui proses yang panjang,” tambah dia.
Joni menjelaskan, untuk proses pmbuatan TPA itu harus melalui tahapan-tahapan, mulai dari Fisible Study (Studi Kelayakan) penentuan lokasi, pembebasan lahan, desain engineering detail, kajian UKL/UPL dan pelimpahan ke kementerian.
“Jadi proses itu yang harus dilalui, tidak bisa selesai dalam satu bulan. Itu sekarang yang sedang kita lakukan,” terangnya.
“Jadi tidak langsung menetapkan begitu saja, harus melalui persyaratan teknis penentuan TPA, termasuk biaya dan persetujuan masyarakat,” imbuhnya.
Tak hanya itu, untuk pengelolaan sampah, Joni juga menjelaskan, untuk pemerintah telah menargetkan 30 Persen pengelolaan di tangan masyarakat, hal itu sesuai dengan amanat undang-undang Nomor 18 Tahun 2008. Sebab, Persoalan sampah tidak hanya menjadi tugas pemerintah.
“Pengelolaan sampah itu sistematis, dan pengelolaan yang baik harus dimulai dari hulu yakni keluarga, kalau sejak dari keluarga sudah terpilah maka di TPS dan TPA kita tinggal mengelola,” jelas dia.
Dia juga berharap, masyarakat bisa memahami proses itu dan bisa mengurangi dan memilah sampah mulai dari penghasil sampah, yakni keluarga.
“Karena masalah akan bisa teratasi kalau mulai dari hulu sampah sudah dipilah,” ucap dia. (Moh Iksan).