Oleh : Abdillah Chamim
-Lautan air mata merata membasahi permukaan bumi. Terus mengalir tiada henti bercucuran dari sayup-sayup bunga Narjas sampai pasir ikut tenggelam didalamnya.
-Hari itu seakan-akan mata hari bersembunyi ditengah tengah kegelapan, terbelah diantara awan, nampak cucuran hujan beriringan dengan suara petir (Tangis dan jeritan ummat).
-Wahai orang yang menenangkan jiwa dengan cinta KH. Fahrillah, engkau pergi keatas langit memenuhi panggilan tuhan (Alloh).
-Engkau menyirami hati para perindu dengan air cinta dan kasih sayang. Sehingga tumbuhlah percik-percik cahaya cinta yang dipenuhi dengan berbagai anugrah dan keindahan.
-Sebab perjuanganmu tidak ada lisan-lisan yang gersang akan sebutan Dzikir dan sholawat, dipenjuru kota (Bangkalan) semuanya bersenandung sholawat menguntai kalimat cinta untuk sang baginda.
-Ya Alloh ….
Jadikanlah Surga sebagai tempat peristirahatan terindahnya, berkumpul dengan kakek beliau Syaikhona Cholil sang wali alloh al-Arif Billah.
-Sholawat beserta salam semoga tercurah kepada manusia terpilih (Sayyiduna Muhammad) dan para sahabat, Keluarga dan Tabiin. Amin.