SUMENEP–Lingkarjatim.com, Selain karapan sapi dan sapi sonok. Kabupaten Sumenep punya budaya lain yaitu merpati balap.
Budaya yang mulai diakui secara nasional ini, akan dilombakan besar-besaran selala tiga hari mulai 27 sampai 29 September 2019. Lokasinya di dekat Bandara Trunojoyo Sumenep.
Panitia pelaksana yang juga Wakil Ketua Pengurus Daerah (Pengda) Persatuan Penggemar Merpati Balap Sprint Indonesia (PPMBSI) Jawa Timur, Nurussalam mengatakan, lomba merpati balap itu merupakan bagian dari upaya melestarikan budaya Madura.
“Kalau bukan orang Madura yang kemudian mau peduli terhadap budaya yang lahir dari madura, siapa lagi,” kata Oyock, Senin (23/09).
Aniversari Liga Jawa Timur ini, kata Oyock bekerjasama dengan Pengurus Daerah (Pengda) PPMBSI Jawa Timur dan PPMBSI Pusat. Sejauh ini, persiapan yang dilakukan oleh panitia sudah hampir mencapai finish.
Anggota DPRD Sumenep itu juga mengatakan, persiapan yang berkaitan dengan birokrasi diatur langsung oleh Disparbudpora Sumenep. Untuk tekhnis, kata dia diatur oleh panitia dari Pengurus Lokal (Penglok) PPMBSI Sumenep.
Kegiatan itu merupakan bagian dari upaya menyukseskan program Pemerintah Kabupaten Sumenep dalam sektor pariwisata bertajuk Visit Sumenep 2019.
“Segala sesuatunya memang sudah dipersiapkan, agar selama lomba berlangsung benar-benar bisa merealisasikan apa yang diinginkan dari program pemerintah,” tegasnya.
Lomba itu akan diikuti penggermar merpati balap dari berbagai kalangan di nusantara, termasuk kalangan pengusaha. Peserta akan datang dari Madura Raya, Sumatera, Jawa, hingga Bali.
Politisi Partai Gerindra itu juga menjelaskan, hadirnya penggermar merpati balap ke Sumenep akan berdampak positif pada perekonomian msyarakat.
“Mereka hadir di Sumenep itu selama lima hari, sehingga akan berdampak pada perekonomian masyarakat. Mulai dari penjual makanan hingga penginapan. Termasuk daerah wisata yang bisa dikunjungi,” jelasnya.
Lomba dengan hadiah total Rp 50 juta itu akan dibagi menjadi beberapa seri. Sesuai dengan hari lomba dilaksanakan. Hari Jum’at, akan dilaksanakan lomba jarak 500 meter yang dibagi menjadi beberapa seri dan kelas, satu seri ada 16 peserta.
Sedangkan untuk hari Sabtu, akan dilaksanakan lomba dengan jarak antara 600 ke 800 meter. Dihari itu juga ada lomba junior. Lomba balap merpati junior itu ditentukan dengan ring atau cincin yang dipasang di kaki burung. Cincin itu menandakan usia merpati sesuai ring atau cincin yang dikeluarkan PPMBSI setiap tahunnya.
“Kemudian hari minggu itu jarak antara 1000 ke 1200 meter. Dihari minggu itu tidak ada seri, tapi langsung sistem gugur, jadi dilombakan masing-masing merpati, biasanya ada tujuh hingga delapan babak untuk masuk final,” jelasnya.
Untuk itu, Oyock berharap, merpati asal kabupaten berlambang kuda terbang bisa berprestasi di lomba tersebut, terlebih, Sumenep merupakan tuan rumah.
“Semoga merpati-merpati balap yang ada di Kabupaten Sumenep ini, mampu memberikan perlawanan bagi merpati dari luar Sumenep atau Madura,” tukasnya. (Abdus Salam/ADV).