Sidoarjo, Lingkarjatim.com,- Menurut KH Agus Ali Mashuri, pengasuh Pondok pesantren Bumi Solawat Sidoarjo mengatakan bahwa, bagi orang yang beriman kepada Allah, berfikir dan menimbang sebelum berbicara adalah sebuah keharusan.
Dirinya mengutip bahasanya Sayyidina Ali, bahwa orang beriman itu apabila berbicara hatinya didepan, lidahnya di belakang, artinya sebelum berbicara ditimbang dan difikir.
Kiai yang humoris tersebut juga mengatakan bahwa orang yang berakhlak mulia, akan menafkahkan kelebihan hartanya, dan menahan kelebihan ucapannya.
“Bondone iku dinafkafno, tapi lisannya dikendalikan, jadi orang yang beriman sehat, boten enten ngedabrus,” ucap Gus Ali dengan gaya khasnya, Minggu (03/04/22).
Gus Ali sapaan akrab KH Agus Ali Mashuri mengajak kita semua untuk berbuat baik kepada sesama, lebih2 di bulan suci ramadhan kali ini dengan mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW,
An abi hurairoh anin nabiyyi sallalhu alaihi wasallam qoola, as saqiyu qoribun minallah, qoribun minal jannah, qoribun minan nas, baidun minan nar, wal baghilu baidun minallah, baidun minal jannah, baidun minan nas, qoribun minan nar. Rowahu Tirmidzi
Dari Abu Huroiroh RA berkata, Bahwa rasulullah SAW bersabda, orang yang darmawan dekat dengan Allah, dekat dengan Surga, dekat dengan manusia dan jauh dari Neraka, dan orang baghil, jauh dari Allah, jauh dari Surga, jauh dari Manusia, dan dekat dengan Neraka.
“Molae gak onok wong medit dadi wali, iku gak onok, rata2 wali Allah itu dipasang sifat darmawan, sampai mati dirubung wong, ancene darmawan,” ucap Gus Ali dengan gaya bahasa yang khas.
Sehingga Gus Ali meminta kepada semua yang hadir untuk menempuh jalan bersikap dermawan.
Menurtnya berbahagialah bagi orang yang rendah hatinya, halal penghasilannya, bersih jiwanya, dan mulya akhlaqnya, sedangkan Itu semua hanya bisa diwujudkan diantaranya dengan berpuasa.
“Maka sebisa mungkin puasa itu dihayati, jangan hanya memindah jadwal makan saja, Lapar yang anda alami itu harus dihayati, supaya melahirkan empati, rasa kasih sayang kepada orang-orang yang lapar,” lanjutnya.
Gus Ali juga mengutip perkataan imam Junaid Al Bagdadi yang merupakan seorang wali besar pada zamannya berkata, ada 4 hal yang bisa mengangkat ke derajat yang tinggi walaupun ibadahnya sedikit yaitu sifat darmawan, rendah hati, pemurah, dan berbudi pekerti yang baik.
Gus Ali juga mengutip firman Allah SWT, dalam Surat An Naml ayat 40 yang artinya : dan barang siapa yang bersukur maka sesungguhnya dia bersukur untuk kebaikan dirinya sendiri, dan barangsiapa yang ingkar maka sesungguhnya tuhanku maha kaya lagi maha mulya.
Ayat ini diperuntukkkan dalam kontek kecaman terhadap orang-orang kafir yang tidak mensukuri nikmat Allah. Mengisaratkan bahwa kedermawanan Allahpun tetap tercurahkan kepada orang kafir, Allah mencurahkan sifat pemurah tanpa peduli, berapa dan kepada siapa dia memberi, dia Allah yang maha dermawan.
Belum selesai sampai disitu, Gus Ali juga menyampaikan sebuah hadist, Sebagaimana sabda rasulullah SAW,
An abi hurairoh ra, anin nabiyyi sallalhu alaihi wasallam, qoola Maa min yaumin yusbihul ‘ibadu fiihi Illa malakaani yanzilani fayaquulu ahaduhuma: Allahumma a’thi munfiqan kholfan wayaquulul aakhoru Allahumma a’thi mumsikan talafan.
Artinya: Setiap datang waktu pagi, ada dua malaikat yang turun dan keduanya berdoa. Malaikat pertama memohon kepada Allah, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang memberi nafkah atau berinfak, sementara malaikat satunya berdoa, ‘Ya Allah, berikan kehancuran bagi orang yang pelit.
“Siapa yang memberi itu kaya, Orang yang takut miskin sesungguhnya sudah jatuh miskin,” pungkasnya. (Hasin)
