Iya juga menjelaskan tentang Kebersamaan nilai gotong-royong antar sesama, baik toleransi serta kerukunan untuk hidup berdampingan. Menurutnya hal itu merupakan nilai-nilai yang sejalan dengan Empat Pilar Kebangsaan.
“Dengan 4 pilar ini akan memperkokoh nilai Persatuan dan kesatuan republik Indonesia,” tuturnya.
Hal ini, ia memastikan kepada masyarakat, empat pilar kebangsaan memiliki kenyakinan prinsip moral luhur , memadu tercapainya kehidupan bangsa yang bersatu, daulat, serta adil dan makmur. Oleh sebab itu, dengan nilai nilai empat pilar kebangsaan mampu merawat dan menjaga bangsa Indonesia, selain memupuk nasionalisme ,patriotisme agar generasi melenial terus membangun negeri.
Selain itu Syafi juga menjelaskan, bahwa Bhineka Tinggal Ika tidak hanya sebatas semboyan saja, melainkan sebagai perekat dan pemersatu suku, agama, ras dan budaya, dimana tujuannya yaitu persatuan dan kesatuan bangsa dan negara.
Syafi juga menyampaikan, bahwa pentingnya pendekatan kultural, pendekatan hukum, pendekatan edukatif serta pendekatan struktural untuk merajut NKRI.
“Bhinneka Tunggal Ika ini merupakan semboyan Bangsa Indonesia yang tertulis pada lambang Negara Indonesia, Garuda Pancasila, meskipun berbeda–beda tetapi tetap satu tujuan, Sementara pendekatan struktural dalam rangkat upaya merekat masyarakat, pentingnya para pemangku jabatan seperti Eksekutif dalam hal ini Bupati, serta legislatif perlu song osong lombhung atau gotong royong,” pungkasnya. (Muhidin/Hasin)