Dialog di pondok pesantren Syaikhona kholil Bangkalan (Foto : Muhid)
BANGKALAN, Lingkarjatim.com – Kampanye calon presiden Anies Baswedan diawali dari Kabupaten Sumenep, Kabupaten Pamekasan, kemudian ditutup di pondok pesantren Syaikona Kholil yang terletak di pusat kota Kabupaten Bangkalan.
Di pondok pesantren Syaikona, pasangan AMIN menghadiri “Desak /Slepet AMIN bersama Santri dan Alumni Pondok Pesantren”, keduanya kompak memakai sarung, berbaju putih, serta songkok hitam.
Dalam Sambutannya Anies berpesan kepada Santri yang sedang belajar di pondok pesantren, orang yang di asah terus ibarat tambang yang ada permata dan batu bara, dimana permata dan batu bara berasal dari material yang sama, namun nilai jualnya tidak sama, dimana batu bara kalau dijual ton, sedangkan permata kalau dijual gram.
“Adik-adik semua yang sedang mondok, bangunnya jam 03 pagi terus berjalan sepanjang hari, masuk kelas selesainya jam 12:00, siang ada kegiatan, terus belajar terus sampai malam setiap hari. Disini di podok pesantren Syaikona Kholil ini adik adik-adik digembleng, dapat benturan, itu semua menyiapkan adik-adik jadi permata,” Ucap Anies.
Usiai memberikan sambutan dihadapan Santri, Anies langsung bertolak meninggalkan acara, karena ada kegiatan lain yang tidak bisa ditinggalkan.
“Jangan lupa adik-adik ini nyoblos ya, semua keinginan baik dijawab dengan Amin, InsyaAllah perubahan terjadi, tanggal 14 Februari jadi tanggal perubahan Indonesia,” Ujarnya.
Sementara calon wakil presiden Muhaimin Iskandar masih bertahan di gelaran dialog bersama Santri, Kiyai, Alumni serta simpatisan yang hadir, dengan tema upaya peningkatan kurikulum pesantren, sarana dan prasarana pesantren, serta bantua sosial.
Bantuan sosial menjadi salah satu topik pembahasan yang menarik. Pasalnya, dalam dialog itu Muhaimin menilai bansos dijadikan sarana alat politik.
“Perlu dicatat ya, bansos itu bukan diberikan saat menjelang pemilu, bukan bergantung kalender agenda politik, tapi bergantung pada kalender kebutuhan rakyat. Jadi bansos itu diberikan pada saat masyarakat membutuhkan, bukan diberikan pada saat menjelang pemilu,” Ucap Muhaimin saat ditanya di acara dialog tersebut.