Bangkalan, Lingkarjatim.com,- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Gus Yahya Cholil Staquf mengibaratkan dirinya saat ini layaknya seorang supir sebuah kendaraan yang harus selalu siap diperintah kapanpun untuk pergi kemanapun. Tidak hanya siap sebagai pemegang kendali, supir juga harus selalu memastikan mesin kendaraan dalam keadaan fit agar selalu siap di gas dan siap berangkat.
“Jadi tugas saya sekarang ini sebagai supir, yang harus menjaga mesin, untuk menunggu perintah Rois Aam kita harus pergi kemana, saya supiri, ini tugas saya,” ucapnya Rabu (13/07/23) saat melaksanakan silaturahmi dengan seluruh ketua PC dan MWCNU di empat kabupaten di Pulau Madura.
Gus Yahya juga menyampaikan bahwa perkumpulan Nahdlatul Ulama sudah berkembang demikian pesat, dengan ratusan ribu anggota layaknya kendaraan kapal induk yang besar dan punya kemampuan besar.
“Hari ini kita butuh untuk membangun NU ini sebagai kapal induk, kapal induk yang ukurannya besar dan punya kemampuan besar,” lanjutnya.
Namun begitu sebesar dan secanggih apapun kapal induk juga tidak ada manfaatnya jika mesinnya sedang bermasalah.
“lah yang pertama-tama kita lihat adalah mesin kendaraan ini sudah benar apa belum,” tegasnya seraya tersenyum.