BANGKALAN, Lingkarjatim.com – Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menggelar workshop pembekalan pengawas Ujian Tulis Berbasis Komputer di Gedung Cakra UTM, Senin (15/06).
Workshop itu dilakukan dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan UTBK 2020 yang akan dilaksanakan pada tanggal 5 sampai 14 Juli 2020 mendatang.
Ketua Pusat UTBK UTM, Dr. Deni Setya Bagus Yuherawan menyampaikan, kegiatan itu diikuti oleh sekitar 86 peserta yang dibagi menjadi empat sesi selama empat hari, yakni mulai hari ini hingga kamis mendatang.
“Sebenarnya jumlah itu bisa saja kita jadikan satu sesi, tapi karena situasi pendemi Covid-19, kita harus menghormati dan mengikuti protokol kesehatan, agar tidak timbul penolakan,” ujar dia.
Dia juga menjelaskan, dalam pembekalan itu ditekankan kepada pengawas agar memfungsikan dirinya sebagai asistensi dan reserse, agar pelaksanaan ujian itu beejalan lancar dan tidak horor.
“Jadi saya tekankan 90 persen fungsi mereka asistensi dan 10 persen intelejen, bahkan saya juga tekankan agar mereka tidak terlalu sering riwa-riwi, karena suara sepatu bisa mengganggu konsentrasi, karena sekarang peserta ujian tidak hanya memikirkan jawaban soal, tetapi juga memikirkan teknis berkomputernya,” jelas dia.
Selain itu, wakil rektor I bidang akademik itu juga menjelaskan, dari jumlah 86 pengawas itu dibagi menjadi tiga bagian sesuai tugas masing-masing. Sebanyak 64 orang pengawas ruangan, 8 orang penanggungjawab lokasi dan 14 orang teknisi ruangan.
“Kita bagi sesuai bidangnya, supaya tidak sampai ada ada permasalahan yang terjadi pada saat pelaksanaan ujian,” kata dia.
Dia berharap, semua pengawas bisa menjaga marwah UTM dengan tidak berbuat hal diluar tugas dan fungsinya demi kelancaran pelaksanaan UTBK tersebut.
“Saya ingin pengawas ini memiliki pemahaman yang sama untuk mensukseskan UTBK ini, karena keberadaan mereka sangat menentukan,” ucap dia.
Sementara itu, koordinator pelaksana UTBK UTM, Makhmud Zulkifli mengatakan, secara umum UTM sudah siap melaksanakan UTBK itu. Pihaknya sudah mempersiapkan segala kebutuhannya, mulai dari pengawas, listrik dan kebutuhan lainnya.
“Masalah protokol kesehatan juga sudah kita siapkan, mulai dari menyediakan cadangan masker, handsanitizer dan thermogun. Kita juga sudah kirim surat ke PLN agar pada pelaksanaan ujian listrik tidak mati, meskipun kita tetap menyiapkan jenset,” kata dia.
Makhmud juga mengimbau kepada seluruh peserta ujian agar mempersiapkan fisik, mental dan segala keperluannya serta harus proaktif agar tidak ada kendala pada saat ujian.
“Minimal sebelum hari H peserta sudah tau tempat ujiannya, terutama peserta yang dari jauh, karena ujian akan dimulai pukul 7.00 Wib,” ucap dia.
Dia juga memaparkan, pelaksanaan ujian akan dibagi menjadi sekitar 38 sesi, dalam setiap sesi berdurasi selama 105 menit ditambah 30 menit untuk persiapan.
“Jadi harus dimanfaatkan dengan baik, karena ujian ini tidak bisa diulang, kalau gagal harus ikut tahun depan,” kata dia.
Senada dengan Makhmud, koordinator teknologi informasi dan komunikasi, Firmansyah Adiputra mengatakan, di bidang server dan jaringan internet sudah siap, bahkan pihaknya juga sudah menyiapkan server cadangan untuk antisipasi.
“Dari 13 ruangan yang disediakan, kita menggunakan satu server dan kita juga sudah siapkan server cadangan untuk menjamin kelancaran pelaksanaan ujian,” kata dia.
Namun meski demikian, dia juga mengatakan, pihaknya masih akan ujicoba server secara nasional pada tanggal 26 Juni 2020.
“Untuk instalasi sistemnya kita masih menunggu perintah, tapi kalau masalah infrastrukturnya sudah siap semua,” ucap dia. (Moh Iksan)