BANGKALAN, lingkarjatim.com – Lima hari setelah Bupati Bangkalan melantik ribuan Anggota BPD, Kabar tak sedap muncul dari Desa Buduran, Kecamatan Arosbaya.
Seorang anggota BPD Buduran, Haji mengaku dirinya sempat diperintahkan memungut sumbangan untuk keperluan pelantikan oleh istri kepala desa ke semua BPD yang lolos.
“Begini ceritanya, pada hari Rabu kemarin sebelum pelantikan itu, saya disuruh oleh istri kades untuk meminta sumbangan uang sebesar 50 ribuan ke setiap anggota BPD, alasan untuk keperluan pelantikan BPD, Jum’at (6/12), kurangnya nanti akan ditambahi oleh dia (istri kades),” kata Haji Rabu, (11/12).
Karena takut, Haji tidak melanjutkan perintah itu. Dia khawatir muncuk dampak yang tidak baik.
“Akhirnya, saya rembuk dulu sama sesepuh di sini. Diputuskan jangan dilakukan. Eh ternyata keputusan itu salah menurut kades dan istrinya, justru saya sempat dimarahin di depan banyak orang, saat saya tanda tangan untuk pelantikan itu,” ujar dia.
Haji merasa heran, dengan sikap kades yang mengaggapnya tidak mau disuruh, bahkan sempat terlontar bahasa yang kurang mengenakan.
“Kamu gak malu tanda tangan untuk pelantikan itu, belum jadi BPD saja gak mau disuruh-suruh,” ucap dia menirukan ucapan Kades kala itu.
Akibat peristuwa itu, Haji yang resmi menjadi BPD terpilih, nyaris tidak dilantik lantaran tidak mengetahui jadwal pelantikan.
“Saya gak dikasih tahu jam berapa pelantikannya, untung saya sikabari pak camat, jadi saya berangkat saja.” Pungkas dia.
Sementara itu, Camat Arosbaya Mahrus mengaku tidak mengetahui persoalan pungutan untuk pelantikan BPD, sebab hal itu sudah ditanggung oleh uang negara bukan sumbangan.
“Saya kurang paham kalau hal itu, yang jelas kami tidak pernah meminta atau memerintahkan agar ada sumbangan.” Kata dia.
Namun, dia menjelaskan bahwa ada anggota BPD desa tersebut yang tidak mengetahui jadwal pelantikanya.
“Karena dia gak tahu, jadi undangan itu saya foto saya kirim agar berangkat untuk dilantik,” kata dia.
Terpisah, Kepala Desa Buduran Abd Aziz melalui istrinya Syafiah, mengelak bahwa ia pernah memberikan intruksi menarik sumbangan untuk pelantikan BPD.
Menurut Syafiah, isu itu sengaja dihembuskan provokator yang ingin membuat suasana desa tidak kondusif.
“Sebenarnya itu ulah provokator mas, dan tidak benar kami menyuruh menarik sumbangan. Hoax itu.” Ucap dia melalui sambungan telpon.
Wanita yang juga menjabat sebagai ketua BPD Desa Buduran, mengaku sempat kedatangan tamu pemerintah dari Bangkalan terkait rekrutmen BPD kemarin, namun alhamdulillah tak ada masalah.
“Ya saya berharap semuanya bisa menjaga dan merawat desa ini, ayoo kita bangun desa ini dengan bersama-sama, jangan sampai ada yang tidak kompak,” katanya. (Muhlis)