SURABAYA, Lingkarjatim.com – Sebanyak 25 dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur masuk zona merah covid-19 (korona). Hingga saat ini, ada 196 orang tersebar di 25 daerah itu positif covid-19.
“Ada empat daerah dengan pasien korona tertinggi, yakni Surabaya sebanyak 84 pasien, 18 di Sidoarjo, 13 orang masing-masing di Lamongan, Kabupaten Malang,” kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (9/4/2020).
Khofifah mengatakan, penyebaran virus korona saat ini telah menyebar di 25 daerah, atau separuh wilayah Jatim. Yaitu Kota Surabaya, Kota Malang, Kota Batu, Kota Blitar, Kota Kediri, Kabupaten Kediri, Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Magetan.
kemudian Malang, Nganjuk, Lumajang, Ponorogo. Kemudian Kabupaten Jombang, Jember, Pamekasan, Blitar, Banyuwangi, Madiun, Bondowoso, Situbondo, Tulungagung, Madiun, dan Tuban.
“Kabupaten Tuban ini jika kemarin kuning sekarang merah. Jadi hari ini ada tambahan satu daerah zona merah,” katanya.
Sementara 13 daerah sisanya zero atau nihil pasien covid-19, yaitu Kabupaten Mojokerto, Bangkalan, Sampang, Sumenep, Probolinggo, Pasuruan, Tuban, Bojonegoro, Pacitan, Trenggalek, Ngawi, Kota Pasuruan, dan Kota Mojokerto.
Dari 13 itu, ada tiga daerah masih berstatus hijau, yang artinya hanya terdapat orang dalam pemantauan (ODP), nihil pasien korona dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
“Daerah yang masih berwarna hijau yaitu Kabupaten Pasuruan, Sampang dan Sumenep,” katanya.
Meski penyebaran korona terus meningkat dan meluas di Jatim, lanjut Khofifah, angka pasien sembuh korona di wilayahnya juga mengalami kebaikan signifikan.
Misalnya di Surabaya, dengan jumlah pasien covid-19 terbanyak yakni 84 orang, pasien sembuh ada 23 orang.
“Sementara di Jatim sampai saat ini total ada 46 oranf, atau setara 23,47 persen. Sedangkan pasien meninggal bertambah satu orang dari Tuban, dengan total di Jatim ada 17 orang meninggal,” pungkasnya.
Kemudian hasil tracing Gugus Tugas Covid-19 Pemprov Jatim hari ini, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 1.185 dari sebelumnya 1.083 orang.
Kemudian jumlah orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 12.314 dari sebelumnya 11.564 orang. (Amal Insani)