BANGKALAN, Lingkarjatim.com – Perbedaan hasil rapid tes terhadap salah satu anggota DPRD Bangkalan, Mahmudi terus menjadi perbincangan publik, terutama soal keakuratan rapid tes
Polemik itu bermula saat Mahmudi bersama 13 anggota lainnya mengikuti rapid tes di kantornya pada tanggal 20 April 2020 lalu. Dari 13 anggota itu, Empat anggota hasilnya positif, termasuk Mahmudi.
Dengan hasil itu, maka empat anggota itu akan diisolasi, namun Mahmudi merasa tidak yakin dengan hasil rapid tes yang dilakukan oleh petugas kesehatan Bangkalan, sehingga dia memutuskan melakukan rapid tes mandiri ke RS Siloam Surabaya.
Beberapa waktu kemudian, hasil rapid tes dari RS Siloam keluar dan menunjukkan hasil negatif. Dengan hasil itu, Mahmudi menjadi geram sehingga melakukan protes terhadap petugas kesehatan keesokan harinya.
Ketua DPRD Bangkalan bersama tim gugus tugas Covid-19 sempat memediasi dengan mempertemukan Mahmudi dengan Dinkes Bangkalan.
Namun mediasi itu tidak menghasilkan kesepakatan apapun, Mahmudi tetap bersikukuh dengan hasil negatif yang dimilikinya dari RS Siloam, gugus tugas sudah menyarankan agar bersedia melakukan swab sebagai jalan tengah.
Menghadapai polemik yang demikian di instansinya, Ketua DPRD Bangkalan, Mohammad Fahad mengaku memasrahkan segala keputusan kepada gugus tugas.
“Karena hasil ini menuai kontroversi dan mediasi juga tidak ketemu, jadi kita pasrahkan ke gugus tugas,” ujar dia, Sabtu (25/04).
Ra Fahad tetap berharap yang terbaik dari kejadian itu demi keselamatan masyarakat Bangkalan khususnya masyarakat sekitar dan keluarga. (Moh Iksan)